Rupiah Balik Ke Level Rp 14.900/US$ Lagi! BI Jadi Kunci?

Market - Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
23 August 2022 11:44
[THUMBNAIL] RUPIAH MELEMAH Foto: Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah tersungkur di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) hingga di pertengahan perdagangan Selasa (23/8/2022). Artinya, rupiah terkoreksi 5 hari beruntun dan kembali berada di level Rp 14.900/US$.

Mengacu pada data Refinitiv, rupiah stagnan pada pembukaan perdagangan di 14.885/US$. Kemudian, rupiah terdepresiasi sebanyak 0,1% ke Rp 14.900/US$ hingga pada pukul 11:00 WIB.

Indeks dolar AS bergerak melemah 0,14% ke posisi 108,89, tapi berada dekat dengan rekor tertinggi selama dua dekade di 109,29 yang dicapainya pada pertengahan Juli 2022.

Pergerakan dolar AS ditopang oleh potensi kenaikan suku bunga oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pada pertemuan selanjutnya di September. Namun, investor global masih akan menunggu Ketua Fed Jerome Powell yang akan memberikan komentar terbarunya di Jackson Hole, Wyoming pada 25-26 Agustus 2022.

Powell digadang-gadang akan memberikan komentar mengenai potensi kenaikan suku bunga dalam symposium ekonomi tahunan tersebut.

Perlu diketahui, pada 13 September 2022 akan dirilis angka inflasi AS per Agustus 2022. Tepat sepekan sebelum pertemuan The Fed pada 21-22 September 2022. Sehingga, rilis inflasi tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan The Fed sebelum memutuskan seberapa banyak menaikkan suku bunga acuannya.

Sementara itu, para pelaku pasar dalam negeri akan fokus pada rilis keputusan dari Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada siang hari ini.

Melansir konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia dari 13 lembaga keuangan bahwa sebagian besar institusi memprediksikan bahwa BI masih akan mempertahankan suku bunga acuannya di 3,5%.

Sebanyak 11 lembaga memproyeksi BI akan mempertahankan suku bunga acuan di 3,50%. Dua lainnya memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 3,75% pada bulan ini. Sebagai informasi, suku bunga acuan BI sebesar 3,5% sudah berlaku sejak Februari 2021 atau 18 bulan terakhir.

Para analis menilai bahwa inflasi inti Indonesia per Juli 2022 masih berada di target BI di 2%-4%, sehingga urgensi BI untuk menaikkan suku bunganya masih belum diperlukan.

Inflasi per Juli 2022 menyentuh 4,94% secara tahunan dan menjadi yang tertinggi sejak Oktober 20215. Namun, inflasi inti masih berada di 2,86% yoy.

Laju greenback yang stabil berada di rekor tertingginya selama 20 tahun, nyatanya menekan mayoritas mata uang di Asia. Hanya yen Jepang dan dolar Singapura yang berhasil menguat tipis terhadap dolar AS. Sementara itu, dolar Hong Kong bergerak stagnan.

Baht Thailand memimpin pelemahan mata uang di Asia, di mana terkoreksi paling tajam sebesar 0,28% di hadapan dolar AS. Kemudian disusul Mata Uang Garuda.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Help! Rupiah Kian Terpuruk, Sentuh Rp 15.020/US$


(aaf)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading