
Mengejar Profit, GOTO Melaju dalam Kecepatan Tinggi

Adapun yang paling kentara adalah agresivitas GOTO di lini bisnis finansial. Dalam sebulan terakhir, GOTO telah melakukan dua langkah zig zag secara meyakinkan. Pertama, mengintegrasikan aplikasi GoBiz dan Jago dalam bentuk kerjasama Jago Merchant. Kedua, menyediakan fasilitas Beli Sekarang Bayar Nanti (buy now pay later/BNPL) di aplikasi Tokopedia dalam bentuk GoPayLater Cicil.
"Selain memperbesar otot bisnis finansial melalui Jago Merchant dan GoPaylater Cicil, GOTO juga bikin usaha patungan dengan Unilever untuk digitalisasi Warung Kelontong dan menghadirkan GoFood di aplikasi Tokopedia. Ini yang saya sebut diversifikasi di luar bisnis inti yang bisa mendatangkan pendapatan baru secara berkelanjutan," kata Piter.
GoBiz merupakan aplikasi merchant untuk mengelola bisnis para mitra usaha Gojek dan GoTo Financial. GoBiz selama ini memudahkan para mitra untuk mengelola order, transaksi, manajemen usaha hingga mengatur keuangan. Sementara aplikasi Bank Jago telah terintegrasi dan tertanam dalam aplikasi Gopay dan Gojek sejak tahun lalu. Setelah Gopay dan Gojek, kini aplikasi Jago terintegrasi dengan aplikasi GoBiz. Kolaborasi Jago Gobiz merupakan pintu masuk untuk membiayai ekosistem Gofood.
Sementara itu, melalui GoPay Later Cicil di Tokopedia, GOTO memberikan opsi pembayaran angsuran mulai dari 1 bulan hingga 12 bulan. GOTO tentu perlu menjalin kerjasama dengan institusi finansial sebagai pihak sumber dana, seperti Bank Jago sebagai mitra strategis. Dari sini, GOTO memperoleh bagi hasil dari pendapatan bunga.
Menurut Yohanis Hans Kwee, Direktur Ekuator Swarna Investama, potensinya besar. "Sangat menjanjikan, karena GOTO memiliki ekosistem paling lengkap, terintegrasi dan memiliki basis pelanggan loyal dalam jumlah besar. Faktor lainnya adalah posisi Bank Jago sebagai mitra strategis, yang bisa diandalkan untuk menopang kebutuhan pendanaan," katanya.
Hans juga menambahkan, selain potensinya menjanjikan, inovasi GoPay Later Cicil ini juga akan memberikan dampak lain yang signifikan. Antara lain, mengerek volume transaksi, meningkatkan loyalitas pelanggan, dan mengurangi praktik bakar uang. "Pelanggan kerap kali melihat promo sebelum memutuskan belanja. Di sisi lain mereka butuh pembayaran yang bisa dicicil. Jadi kalau GOTO hanya jualan dengan mengandalkan promo, maka akan banyak uang yang kebakar. Kehadiran GoCicil ini sangat positif. Selain bisa mengurangi promo (Bakar duit), juga menciptakan ketergantungan di sisi konsumen," katanya.
Soal potensi bisnis, menurut Tirta, tidak susah untuk mengestimasinya. Saat ini, ada 15 juta pelanggan GOTO, terdiri dari konsumen dan mitra usaha. Anggap saja, GOTO mampu menyalurkan pembiayaan ke 20% pengguna atau sekitar 3 juta pelanggan, dengan rata rata nilai pinjaman Rp5 juta per orang.
"Itu nilainya Rp15 triliun. Luar biasa besar. Padahal baru mencerminkan 20% dari total pengguna dalam ekosistem. Nah, hitung saja sendiri berapa potensi pendapatannya dengan mengacu ke bunga fintech lending saat ini yang berkisar 0,4%-0,6% perhari. Dan, apa iya GOTO hanya mengejar target 20%," katanya.
Menurut Maximilianus, fasilitas GoCcicil bisa menjadi alternatif bagi pelanggan yang tidak mau memiliki kartu kredit tapi ingin beli barang secara mengangsur. Cara ini lebih mudah dan praktis.
"Program seperti ini dapat mendorong daya beli, meningkatkan transaksi di platform dan menjaga tingkat konsumsi masyarakat, khususnya dari user GOTO dan ini menjadi salah satu paling penting," katanya.
Apakah bakal berdampak langsung ke profitabilitas? Memang tidak serta merta. Tapi, "Cepat atau lambat, dengan kehadiran ekosistem yang lengkap, ditambah memberikan user experience yang bikin pelanggan makin setia dan meningkatkan ketergantungan user terhadap aplikasi, akan berdampak positif untuk kinerja keuangan GOTO," kata Maximilianus.
Nilai tambah lain dari produk GoCicil adalah kemampuan GOTO memitigasi risiko potensi kredit bermasalah dengan mengoptimalkan teknologi. Jika berhasil mengkombinasikan artificial intelligence (AI) dan pemanfaatan big data, GOTO bisa melakukan credit scoring secara efektif sehingga pembiayaan yang disalurkan punya kualitas bagus.
"Jadi, Tokopedia dan Gojek bakal "profiling" konsumennya dengan baik. Hal ini berdampak pada kualitas kredit yang disalurkan GOTO Finansial. " kata Raditya Pradana, Analis Fundamental Kanaka Hita Solvera, perusahaan manajemen investasi.
(rah/rah)