
The Fed Kayanya Makin Galak, Bitcoin Cs Masih Lesu

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mayoritas kripto utama cenderung melemah pada perdagangan Selasa (23/8/2022), karena investor khawatir atas pengetatan kebijakan moneter bank sentral AS dan ketidakpastian makroekonomi global.
Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:00 WIB, Bitcoin melemah 0,61% ke harga US$ 21.325,15/koin atau setara dengan 317.744.735/koin (asumsi kurs Rp 14.900/US$). Namun untuk Ethereum menguat 1,17% ke posisi US$ 1.625,10/koin atau Rp 24.213.990/koin.
Sementara itu koin digital (token) alternatif (alternate coin/altcoin) XRPÂ menguat pada hari ini, yakni naik 0,15% ke US$ 0,3421/koin (Rp 5.097/koin).
Berikut pergerakan 10 kripto utama pada hari ini.
Cryptocurrency | Dalam Dolar AS | Dalam Rupiah | Perubahan Harian (%) | Perubahan 7 Hari (%) | Kapitalisasi Pasar (US$ Miliar) |
Bitcoin (BTC) | 21.325,15 | 317.744.735 | -0,61% | -11,61% | 408,55 |
Ethereum (ETH) | 1.625,10 | 24.213.990 | 1,17% | -14,50% | 198,89 |
Tether (USDT) | 0,9999 | 14.899 | -0,01% | -0,02% | 67,54 |
USD Coin (USDC) | 1,00 | 14.900 | -0,02% | 0,01% | 52,26 |
BNB | 297,00 | 4.425.300 | -1,12% | -7,28% | 48,00 |
Binance USD (BUSD) | 1,00 | 14.900 | 0,04% | 0,05% | 19,02 |
XRP | 0,3421 | 5.097 | 0,15% | -8,69% | 16,99 |
Cardano (ADA) | 0,4598 | 6.851 | -0,13% | -17,99% | 15,54 |
Solana (SOL) | 35,35 | 526.715 | -2,37% | -19,14% | 12,37 |
Dogecoin (DOGE) | 0,0686 | 1.021 | -0,33% | -13,12% | 9,11 |
Sumber: CoinMarketCap
Bitcoin cenderung bertahan di kisaran harga US$ 21.000 pada hari ini, di tengah keresahan investor atas pengetatan kebijakan moneter bank sentral dan ketidakpastian makroekonomi global.
Investor hingga saat ini masih mengantisipasi komentar terbaru Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell tentang kondisi inflasi dan potensi kenaikan suku bunga dalam simposium ekonomi tahunan bank sentral AS yang akan dihelat di Jackson Hole, Wyoming mulai dari Kamis hingga Jumat pekan ini.
"Momentum Bitcoin telah menguap karena aset berisiko melemah menjelang simposium Jackson Hole," kata Edward Moya, analis pasar senior di Oanda kepada CoinDesk.
"Terlalu banyak pelaku pasar di Wall Street yang memperkirakan inflasi akan memakan waktu dua tahun atau lebih bagi The Fed untuk mengendalikan inflasi," tambah Moya.
Sebelumnya, kekhawatiran investor kembali muncul setelah komentar dari Presiden The Fed St. Louis, James Bullard mengatakan bahwa dia ingin melihat kenaikan suku bunga 0,75 poin persentase atau 75 basis poin (bp) ketiga berturut-turut pada September mendatang.
Tak hanya Bullard saja, Presiden the Fed San Francisco, Mary Daly juga bersikap sama, di mana Daly juga mengharapkan kenaikan 75 bp sangat terbuka pada September.
Bullard berharap suku bunga acuan bisa dibawa ke kisaran 3,75-4,00% pada akhir tahun ini. The Fed sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 225 bp sepanjang tahun ini sehingga kini ada di kisaran 2,25-2,50%.
Saat ini, prediksi pasar cenderung terbelah, di mana ada yang memperkirakan The Fed akan menaikkan kembali suku bunga acuannya sebesar 50 bp pada pertemuan September mendatang, ada juga yang memperkirakan kenaikan 75 bp.
Berdasarkan perangkat CME FedWatch, peluang kenaikan suku bunga acuan AS sebesar 50 bp ke 2,75-3% adalah 58,5%. Sementara kemungkinan kenaikan 75 bp adalah 41,5%.
The Fed telah menaikkan suku bunga acuan 225 bp sepanjang tahun ini. Namun, The Fed diperkirakan belum akan melunak. Dalam rapat bulan depan, Ketua Jerome 'Jay' Powell dan rekan hampir pasti akan kembali menaikkan Federal Funds Rate (FFR).
Di lain sisi, Moya menambahkan bahwa Bitcoin bisa saja turun ke bawah level support-nya di US$ 20.000, jika dolar AS yang telah mendapatkan kekuatan terus berlanjut menguat.
"Bitcoin mungkin bisa mempertahankan level support US$ 20.000, tetapi hal ini mungkin sulit untuk mempertahankan level itu jika 'king dollar' terus terapresiasi menjelang pidato Powell di Jackson Hole Symposium," tulisnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Libur Tahun Baru Imlek 2023, Apa Kabar Harga Bitcoin Cs?