
Bitcoin Cs Menguat Tipis-Tipis, Tapi Dogecoin Masih Loyo

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mayoritas kripto utama cenderung menguat terbatas pada perdagangan Senin (22/8/2022), di mana investor cenderung belum kembali bersemangat untuk memburu aset kripto pada hari ini karena faktor makroekonomi global.
Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:15 WIB, Bitcoin menguat 0,93% ke harga US$ 21.459,95/koin atau setara dengan 319.538.656/koin (asumsi kurs Rp 14.890/US$). Sedangkan Ethereum bertambah 0,96% ke posisi US$ 1.606,15/koin atau Rp 23.915.574/koin.
Hanya koin digital (token) alternatif (alternate coin/altcoin) Dogecoin yang masih cenderung terkoreksi pada hari ini, di mana token bergambar anjing Shiba Inu tersebut terkoreksi 1% ke US$ 0,0689/koin (Rp 1.026/koin).
Berikut pergerakan 10 kripto utama pada hari ini.
Cryptocurrency | Dalam Dolar AS | Dalam Rupiah | Perubahan Harian (%) | Perubahan 7 Hari (%) | Kapitalisasi Pasar (US$ Miliar) |
Bitcoin (BTC) | 21.459,95 | 319.538.656 | 0,93% | -13,16% | 410,42 |
Ethereum (ETH) | 1.606,15 | 23.915.574 | 0,96% | -18,71% | 196,11 |
Tether (USDT) | 1,00 | 14.890 | 0,00% | -0,03% | 67,55 |
USD Coin (USDC) | 1,00 | 14.890 | 0,00% | 0,00% | 52,54 |
BNB | 300,44 | 4.473.552 | 5,05% | -6,56% | 48,51 |
Binance USD (BUSD) | 0,9998 | 14.887 | -0,02% | -0,02% | 18,82 |
XRP | 0,3416 | 5.086 | 0,66% | -10,13% | 16,87 |
Cardano (ADA) | 0,4608 | 6.861 | 1,65% | -19,98% | 15,64 |
Solana (SOL) | 36,27 | 540.060 | 2,05% | -20,96% | 12,66 |
Dogecoin (DOGE) | 0,0689 | 1.026 | -1,00% | -14,02% | 9,14 |
Sumber: CoinMarketCap
Meski menguat cenderung terbatas, tetapi Bitcoin masih bertahan di kisaran harga US$ 21.000 pada hari ini. Bitcoin sudah menyentuh kisaran harga tersebut sejak Minggu kemarin.
Bahkan pada perdagangan Sabtu lalu, Bitcoin sempat menyentuh kisaran US$ 20.000, atau tepatnya di kisaran US$ 20.900, yakni pada Sabtu lalu sekitar pukul 06:54 WIB.
Penurunan itu terjadi tidak lama setelah koin digital terbesar di dunia itu melampaui level psikologisnya di US$ 25.000 pada 15 Agustus lalu, untuk pertama kalinya sejak Juni menyusul kenaikan saham di Amerika Serikat (AS). Penyebab spesifik penurunan pada saat itu masih belum jelas.
Menurut analis investasi dan pasar senior di Hargreaves Lansdown, Susannah Streeter, penurunan itu tidak menunjukkan pola flash crash, karena aset tidak segera rebound tajam, tetapi malah tenggelam lebih rendah pada jam-jam berikutnya.
"Sepertinya hal itu terjadi sebagai akibat dari transaksi penjualan yang besar, tanpa adanya faktor eksternal lainnya," kata Susannah dikutip dari CNBC International, Sabtu (20/8/2022) lalu.
Sementara itu, menurut Paul Spirgel, analis pasar Reuters, memperkirakan harga Bitcoin masih akan menjalani tren turun. Minimnya katalis pendongkrak membuat harga Bitcoin sulit bangkit.
Dari teknikalnya, level support Bitcoin diperkirakan ada di kisaran US$ 20.700-25.200/BTC. Apabila harga sudah berada di US$ 22.200/BTC, maka sepertinya akan lebih mengarah ke US$ 20.700/BTC.
Investor sepertinya masih merespons terkait rencana bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang masih akan menaikkan suku bunga acuannya secara agresif, meski inflasi di AS sudah mulai melandai.
Di lain sisi, pernyataan dari Presiden The Fed St. Louis, James Bullard yang mengindikasikan bahwa The Fed kemungkinan akan masih melanjutkan kenaikan suku bunga dalam waktu dekat, meredam harapan investor terkait sebuah perlambatan dari kenaikan suku bunga.
Tak hanya Bullard saja, Presiden the Fed San Francisco, Mary Daly juga bersikap sama, di mana Bullard dan Daly mengatakan kenaikan 75 basis poin (bp) sangat terbuka pada September.
Bullard berharap suku bunga acuan bisa di bawa ke kisaran 3,75-4,00% pada akhir tahun ini. The Fed sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 225 bp sepanjang tahun ini sehingga kini ada di kisaran 2,25-2,50%.
"Inflasi masih sangat tinggi. Memang sedikit melandai tapi saya belum senang dengan itu. Saya tidak menghitung (penurunan inflasi Juli). Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan," tutur Daly, kepada CNN International.
The Fed sedang mempertimbangkan untuk kembali menaikkan suku bunga besar pada rapat edisi September. Bullard mengatakan bahwa dia tidak dapat mengatakan dengan pasti bahwa inflasi telah mencapai puncaknya.
"Kegagalan Bitcoin untuk menembus ke atas US$ 25.000 telah membatasi relinya dan tampaknya kekhawatiran ekonomi makro terus mempengaruhi pasar," kata Joe DiPasquale, CEO manajer aset kripto BitBull Capital kepada CoinDesk.
Tetapi, DiPasquale optimis bahwa konsolidasi yang sehat akan terjadi menjelang September dan akan menjadi tanda positif bagi kenaikan kripto, terutama jika Bitcoin tidak menciptakan titik terendah barunya di bawah US$ 18.000.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Libur Tahun Baru Imlek 2023, Apa Kabar Harga Bitcoin Cs?