
Duo Emiten Grup Panin Tercuan, Eh OLIV Masih Boncos Terus..

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup melemah pada perdagangan Senin (22/8/2022) kemarin.
Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup merosot 0,9% ke posisi 7.107,98. Indeks bursa saham Tanah Air tersebut nyaris keluar dari zona psikologisnya di 7.100 pada perdagangan kemarin.
Pada awal perdagangan sesi I kemarin, IHSG dibuka melemah di posisi 7.150,42. Bahkan, IHSG sempat menyentuh posisi terendahnya di 7.064,5. Berbeda dengan perdagangan akhir pekan lalu, sepanjang perdagangan kemarin, IHSG konsisten bergerak di zona merah.
Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitaran Rp 13 triliun dengan melibatkan 26 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,3 juta kali. Sebanyak 138 saham terapresiasi, 399 saham terdepresiasi, dan 156 saham lainnya stagnan.
Investor asing kembali melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 956,72 miliar di seluruh pasar, dengan rincian sebesar Rp 956,65 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp 67,77 juta di pasar tunai dan negosiasi.
Saat IHSG kembali terkoreksi, beberapa saham masuk ke jajaran top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Senin kemarin.
![]() |
Terpantau dua saham Grup Panin masuk ke jajaran top gainers kemarin. Adapun saham Grup Panin tersebut yakni PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) dan PT Panin Financial Tbk (PNLF).
Saham PNBN ditutup melejit 22,36% ke posisi harga Rp 1.915/saham. Nilai transaksi saham PNBN pada perdagangan Senin kemarin mencapai Rp 120,25 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 66,83 juta lembar saham. Investor asing mengoleksi saham PNBN sebesar Rp 11,13 miliar di pasar reguler.
Dalam sepekan terakhir, saham PNBN terpantau melesat 11,66%. Sedangkan selama sebulan terakhir, saham PNBN terapresiasi 2,41%.
Sedangkan saham PNLF ditutup melonjak 13,37% ke posisi Rp 390/saham. Nilai transaksi saham PNLF pada perdagangan kemarin mencapai Rp 131,82 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 348,74 juta lembar saham. Tetapi, asing melepas saham PNLF sebesar Rp 2,95 miliar di pasar reguler.
Faktor pendorong terbangnya harga saham Grup Panin sepertinya dipicu oleh isu dari Perusahaan grup keuangan asal Jepang yakni Sumitomo Mitsui Financial Group Inc. (SMFG) yang juga berencana untuk mengakuisisi PNBN atau Bank Panin.
Hal ini dilakukan oleh SMFG di tengah persaingan ketat antar perusahaan pemberi pinjaman terbesar Jepang untuk berekspansi ke negara di Asia Tenggara yang ekonominya cukup besar, seperti Indonesia.
Sumitomo Mitsui bersaing dengan perusahaan saingannya yang lebih besar yakni Mitsubishi UFJ Financial Group Inc. untuk mengakuisisi saham pengendali di pemberi pinjaman yang berbasis di Jakarta yang dikenal sebagai Panin Bank.
Di lain sisi, pertimbangan penjualan sedang berlangsung dan belum ada keputusan akhir yang dibuat, di mana MUFG masih dipandang sebagai pesaing terkuat oleh SMFG.
MUFG dapat mengusulkan penggabungan Panin Bank, dengan unit lokalnya PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) sebagai bagian dari kesepakatan. Sumitomo Mitsui memiliki PT Bank BTPN Tbk (BTPN), yang dibeli pada 2013 silam.
Pemegang saham terbesar PNBN, termasuk keluarga Gunawan dengan 46% saham dan Australia and New Zealand Banking Group Ltd. dengan sekitar 38,8%, bekerja sama dengan penasihat keuangan masing-masing saat mereka mengeksplorasi potensi penjualan kepemilikan mereka. Pemberi pinjaman regional lainnya serta investor lokal juga telah menyatakan minat awal.