
Sandiaga Klaim Rusia Untung US$ 5 Miliar/Hari, Cek Faktanya!

Sejak 24 Februari, 5.237 warga sipil telah tercatat tewas dan 7.035 terluka, meskipun korban sebenarnya jauh lebih tinggi, kata Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) pada 25 Juli.
Baik Rusia maupun Ukraina tidak memberikan perincian tentang kematian anggota militer dalam konflik tersebut.
Dilansir Reuters, intelijen AS memperkirakan bahwa sekitar 15.000 tentara Rusia sejauh ini telah tewas di Ukraina dan tiga kali lipat terluka - sama dengan jumlah korban tewas Soviet selama pendudukan Moskow di Afghanistan pada 1979-1989.
Konflik di Krimea, sekitar 14.000 orang tewas di sana antara 2014 dan 2022, menurut OHCHR, termasuk 3.106 warga sipil.
Sejak perang bergulir, ada lebih dari 6,16 juta pengungsi dari Ukraina yang tercatat berlindung di seluruh Eropa, dengan jumlah terbesar di Polandia, Rusia dan Jerman, menurut data organisasi PBB tersebut.
Selain korban jiwa, Ukraina juga telah kehilangan kendali sekitar 22% dari tanahnya ke Rusia sejak pencaplokan Krimea tahun 2014, menurut perhitungan Reuters.
Selanjutnya ekonomi Ukraina akan diproyeksikan akan terkontraksi 45% pada tahun 2022, menurut data Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF).
Biaya perang sebenarnya yang dialami oleh Ukraina tidak jelas. Perdana Menteri Denys Shmyhal mengatakan bulan Juli lalu bahwa total pembangunan kembali setelah perang akan menelan biaya sekitar US$ 750 miliar, bahkan mungkin jauh lebih besar.
Dari pihak lain, Rusia juga menanggung dampak perang di Eropa Timur. Selain biaya militer, Barat juga telah mencoba untuk menghukum Rusia dengan menjatuhkan sanksi berat - terbesar bagi ekonomi Rusia sejak runtuhnya Uni Soviet pada 1991.
Ekonomi Rusia ikut terkontraksi, meskipun angkanya jauh lebih minim dari Ukraina, salah satunya akibat tingginya harga komoditas. Bank sentral Rusia sekarang memperkirakan ekonomi US$ 1,8 triliun Rusia saat ini akan berkontraksi sebesar 4-6% pada tahun 2022, kurang dari penurunan 8-10% yang diperkirakan pada bulan April lalu.
Dampaknya terhadap ekonomi Rusia bisa jauh parah dan skalanya masih belum diketahui sepenuhnya. Rusia telah dikeluarkan dari pasar keuangan Barat, sebagian besar oligarkinya diberi sanksi, dan mengalami masalah dalam mencari beberapa barang seperti microchip.
Rusia bahkan pada bulan Juni lalu gagal membayar obligasi luar negerinya untuk pertama kalinya sejak revolusi Bolshevik 1917.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(fsd)[Gambas:Video CNBC]
