
Sandiaga Klaim Rusia Untung US$ 5 Miliar/Hari, Cek Faktanya!

Harga Urals 30% lebih rendah dari harga minyak mentah global
Klaim yang disampaikan ini benar. Rusia memang menurunkan harga minyak mentah acuannya, Urals, agar tetap kompetitif di pasar global. Minyak Rusia dijual dengan diskon besar-besaran karena risiko yang terkait dengan sanksi yang dikenakan untuk menghukum Rusia atas serangannya ke Ukraina.
Secara konsisten harga Urals diperdagangkan jauh di bawah harga patokan minyak mentah global Brent pasca serangan ke Ukraina. Data S&P Platts mencatat sepanjang bulan Mei 2022, harga Urals bahkan sempat diperdagangkan 35% lebih rendah.
![]() Perbandingan harga urals terhadap brent |
Pasca sanksi dari AS dan Uni Eropa, para pedagang berupaya mengaburkan asal minyak Rusia agar tetap mengalir. Minyak disembunyikan dalam produk olahan campuran seperti bensin, solar dan bahan kimia.
Minyak juga ditransfer antar kapal di laut, hal tersebut merupakan taktik yang sebelumnya telah digunakan oleh Iran dan Venezuela untuk membeli dan menjual minyaknya setelah dikenai sanksi.
Transfer terjadi di Mediterania, di lepas pantai Afrika Barat dan Laut Hitam, dengan minyak kemudian menuju ke China, India dan Eropa Barat, menurut data perusahaan pelayaran.
Biaya perang
Klaim Sandiaga akan biaya perang benar, dengan CREA menyebut Rusia mengeluarkan US$ 900 juta/hari untuk membiayai perang dalam laporannya. Estimasi ini diperoleh dari pemberitaan Newsweek yang mengutip pernyataan Sean Spoonts, pemimpin redaksi SOFREP, outlet media yang berfokus pada berita militer.
India borong minyak Rusia
India memang meningkatkan impor energi fosil dari Rusia secara signifikan pasca serangan Rusia ke Ukraina. Data CREA menyebut bahwa India menjadi negara dengan peningkatan nilai transaksi harian terbesar dari bulan Maret hingga Mei 2022.
Sementara itu data Kpler menyebut Rusia kini menjadi pemasok minyak kedua terbesar di India dengan angka mencapai 0,74 juta barel per hari pada bulan Mei. Ini merupakan kenaikan signifikan dari tahun 2021 yang mana Rusia hanya berkontribusi 0,06 juta barel per hari.
AS telah mendesak India untuk tidak membeli terlalu banyak minyak Rusia, meskipun mereka mengakui tidak dapat menghentikan pembelian tersebut karena tidak ada sanksi sekunder terhadap negara-negara yang berbisnis dengan Rusia.
Pejabat Departemen Luar Negeri AS Amos Hochstein mengatakan bahwa dia mengatakan kepada pejabat India untuk tidak "terlihat seperti mengambil keuntungan dari rasa sakit yang dirasakan di rumah tangga Eropa dan di AS."
Selain India, negara-negara lain yang meningkatkan impor bahan bakar Rusia termasuk Prancis, China, Uni Emirat Arab dan Arab Saudi, kata laporan CREA.
(fsd)