Harga Tembaga Hari Ini: 'B' Aja!

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
19 August 2022 13:14
Indonesia lewat PT Indonesia Alumunium (Inalum) menguasai 51% saham PT Freeport Indonesia. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, melakukan kunjungan kerja ke tambang Freeport di Timika, Papua pada 2-3 Mei 2019.

Dalam acara, Jonan mengunjungi tambang emas legendaris milik Freeport Indonesia, yaitu Grasberg, yang lokasinya 4.285 meter di atas permukaan laut.

Tambang Grasberg ini akan habis kandungan mineralnya dan berhenti beroperasi pada pertengahan 2019 ini. Sebagai gantinya, produksi meas, perak, dan tembaga Freeport akan mengandalkan tambang bawah tanah yang lokasinya di bawah Grasberg.

Dalam kunjungan tersebut, Jonan didampingi Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin, serta sejumlah pejabat Kementerian ESDM.

Perjalanan menuju Grasberg dilakukan menggunakan bus khusus, dan sempat disambung dengan menggunakan kereta gantung atau disebut tram yang mengantarkan hingga ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut, dan disambung dengan bus lagi hingga ke puncak Grasberg.

Cuaca gerimis serta oksigen yang tipis menyambut kedatangan Jonan dan rombongan di lokasi puncak Grasberg.

Dalam kunjungannya Jonan mengatakan, tantangan saat ini adalah membuat operasional Freeport terus berjalan dengan baik, dan produksi, keselamatan kerja, serta lingkungan dapat terjaga dengan baik.

Jonan meminta agar tidak ada hambatan dalam pengelolaan tambang Freeport pasca pengambilalihan 51% saham oleh Inalum.

Jonan juga meminta agar ke depan peranan Freeport terhadap masyarakat Papua makin besar, lewat pembangunan sarana dan prasarana seperti sekolah serta rumah sakit atau puskesmas. (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)
Foto: Tambang Freeport Grasberg, Timika (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia terpantau stabil pada perdagangan siang hari ini karena tarik menarik sentimen.

Pada Jumat (19/8/2022) pukul 12:30 WIB harga tembaga dunia tercatat US$8.021 per ton, turun 0,13% dibandingkan harga penutupan kemarin.

Persediaan yang rendah dan harapan untuk permintaan China akan menempatkan harga naik, kata analis independen Robin Bhar. "China adalah kuncinya," katanya, memperkirakan tembaga akan berakhir pada 2022 sekitar US$7.500 per ton.

Peningkatan belanja infrastruktur China dan dukungan untuk sektor properti akan membantu logam tetapi "keuntungannya terlihat terbatas", kata analis di ANZ.

Di sisi lain, mata uang dolar Amerika Serikat terus menguat sejalan dengan ekspektasi kenaikan suku bunga yang tetap agresif. Dollar Index (yang mengukur greenback dengan enam mata uang utama) tercatat 107,67.

Dolar yang naik akan membuat logam menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain, sehingga bisa mengurangi minat membeli tembaga. Permintaan turun, harga mengikuti.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awal Semester II, Harga Tembaga Anjlok 2%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular