Laba Indocement Anjlok 50,3% di Semester I, Prospek Suram?

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
19 August 2022 11:05
Sayup suara ombak menyusup hingga ke ruang-ruang sempit Kapal yang tengah bersandar di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara, Rabu (29/7/2020) petang itu. Sejumlah anak dengan berani tengah asik melompat bergantian dari atas kapal, sambil berteriak.
Sunda Kelapa adalah nama pelabuhan yang berada di ujung utara Jakarta. Pelabuhan ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Pada zaman kerajaan, Sunda Kelapa adalah pusat perdagangan. Kini, meski telah dimakan usia, pelabuhan ini masih tetap ramai.
Banyak orang mengais rezeki di Pelabuhan Sunda Kelapa. Ada pedagang, nelayan, Anak Buah Kapal (ABK), pemberi jasa sampan, hingga buruh angkut. Semua tumpah ruah menjadi satu. Namun bagi anak-anak sunda kelapa adalah tempat paling asik untuk bermain.

Pelabuhan Sunda Kelapa lambat laun tidak terlihat sesibuk saat masa jayanya. Kini, pelabuhan tersebut dikelola oleh PT Pelindo II dan tidak mengantongi sertifikasi International Ship and Port Security karena sifat pelayanan jasanya hanya untuk melayani kapal antar pulau di dalam negeri.

Dari sisi ekonomi pelabuhan ini masih cukup strategis, mengingat berdekatan dengan pusat-pusat perdagangan di Jakarta seperti Glodok, Pasar Pagi, Mangga Dua, dan lain-lainnya. Menjadi buruh kuli angkut mungkin bukan hal yang dicita-citakn oleh banyak orang. Namun ketika tidak ada lagi keahlian yang bisa ditawarkan selain tenaga kasar maka menjadi buruh kasar sebagai kuli angkut pun harus dijalani.

Setidaknya ini yang tertangkap saat melihat potret para kuli angkut di Pelabuhan Sunda Kelapa Jakarta Utara. Dalam sehari para pekerja kuli angkut ini mampu membongkar muatan dengan berat total 300ton. Beban sebesar ini dikerjakan oleh 20an orang pekerja.  (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Semen (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Laba bersih emiten semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) masih turun drastis sebanyak 50,3% dari Rp 586,58 miliar menjadi Rp 291,55 miliar pada semester I-2022.

Seiring dengan itu, laba per saham dasar juga ikut anjlok dari Rp 159,34 menjadi Rp 82,8 pada semester I-2022. 

Padahal, pendapatan bersih perseroan berhasil naik meski tipis sebesar 3,7% menjadi Rp 6,91 triliun pada semester I-2022 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp 6,67 triliun.

Jika dirinci, pendapatan bersih INTP didominasi oleh penjualan semen kepada pihak ketiga, yakni Rp 6,22 triliun, disusul penjualan beton siap pakai senilai Rp 557,06 miliar. Kemudian, penjualan semen kepada pihak berelasi senilai Rp 120,23 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan, Jumat (19/8/2022), anjloknya laba bersih perseroan di antaranya dipengaruhi oleh naiknya beban pokok pendapatan. Beban pokok pendapatan tercatat naik 12,45% menjadi Rp 5,14 triliun dari sebelumnya Rp 4,57 triliun.

Selain itu, beban usaha juga mengalami peningkatan, sebesar 1,2% menjadi Rp 1,50 triliun dari sebelumnya Rp 1,48 triliun. Hal ini memicu laba sebelum beban pajak penghasilan turun drastis 49,7% dari Rp 730,86 miliar menjadi Rp 367,68 miliar.


(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Indocement (INTP) Bagi-Bagi Dividen Rp548,97 Miliar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular