
Kabar Pasar Hari Ini Lumayan Seru, Ada Perkembangan Wanaartha

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus menanjak. IHSG ditutup menguat cukup tajam 0,74% dan sukses menjadi juara I di kawasan Asia Pasifik kemarin (18/8/2022). Pada akhir perdagangan IHSG parkir di level 7.186,56.
Kenaikan IHSG sakah satunya tak lepas dari banyaknya kabar pasar yang berseliweran. Sama seperti kemarin, sederet kabar pasar ini bakal menjadi salah satu penggerak IHSG akhir pekan ini, Jumat (19/8/2022).
Kinerja Moncer, Agen BRILink Raup Fee Based Income Rp 702,7 M
Bisnis keagenan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau Agen BRILink berhasil memberikan dampak positif terhadap laporan keuangan perseroan hingga akhir kuartal II-2022. Agen BRILink merupakan strategi BRI dalam memperluas bisnis keagenan.
Direktur Jaringan dan Layanan BRI Andrijanto mengungkapkan, sepanjang Januari hingga Juni 2022 Agen BRILink memberikan kontribusi Fee Based Income (FBI) sebesar Rp 702,7 miliar atau tumbuh 13,8% year on year.
"Dari sisi liabilities, keberadaan Agen BRILink juga mampu memberi kontribusi dana murah (CASA) sebesar Rp 18,9 triliun atau tumbuh 24% yoy," ungkapnya dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (18/8/2022).
Ditutup Naik 5,93%, Ini Target Terdekat Saham BUMI
Saham PT BUMI Resources Tbk (BUMI) akhirnya berhasil ditutup naik Rp 8 (5,93%) ke Rp 143 pada perdagangan Kamis (18/8/2022). Pada perdagangan hari ini, saham BUMI sempat menyentuh harga tertinggi di Rp 147 dan terendah di Rp 135.
Analis Kanaka Hita Solvera (KHS), Andhika Cipta Labora mengatakan, penguatan saham BUMI sendiri pada hari ini terdorong oleh lonjakan harga batu bara dunia yang tembus di atas US$ 400/ton. Sehingga aksi beli pun kembali marak terjadi, khususnya pada saham emiten batu bara.
"Kenaikan harga batu bara menjadi sentiment positif yang menggerakkan saham emiten batu bara hari ini," kata Andhika.
Indosat Bagikan Dividen Jumbo Nyaris Rp 7 Triliun!
Emiten telekomunikasi dan seluler PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT) baru saja melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada hari ini, Kamis (18/8/2022).
"Hari ini kami baru saja menyelesaikan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, yang memutuskan penggunaan laba bersih perseroan tahun buku 31 Desember 2021, dan ditambah laba yang ditahan yang belum dicadangkan sampai 31 Desember 2021. Total hampir Rp 7 triliun, kedua laba dibagi sebagai dividen tunai," kata Director & Chief Regulatory Officer Indosat Ooredoo Hutchison, M Danny Buldansyah, dalam Public Expose, Kamis (18/8/2022).
Total dividen yang akan dibagikan sebesar Rp 6,99 triliun, dengan rincian penggunaan seluruh laba bersih Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2021 sebesar Rp 6,75 triliun.
KB Bukopin Kucurkan Pinjaman Rp 795 M ke Maspion Group
PT Bank KB Bukopin Tbk menjalin kerja sama dengan Maspion Group untuk pengikatan penyaluran kredit. Kerja sama tersebut ditandai melalui penandatanganan nota kesepahaman antara Bank KB Bukopin dan Maspion Group, pada Senin (15/8) lalu.
Direktur KB Bukopin Yohanes Suhardi menyampaikan bahwa dalam kerja sama ini, Bank KB Bukopin memberikan lima fasilitas skema pembiayaan untuk Maspion.
"Antara lain Kredit Modal Kerja 1 dengan plafon pembiayaan sebesar Rp 520 miliar, Kredit Modal Kerja 2 dengan plafon pembiayaan sebesar Rp 75 miliar, Kredit Modal Kerja 3 dengan plafon pembiayaan sebesar Rp 50 miliar, Fasilitas Trust Receipt Plafond sebesar Rp 75 miliar, dan Fasilitas LC/SKBDN senilai Rp 75 miliar," ungkap dia dalam keterangan tertulis, Kamis (18/8/2022).
BEI: Papan Ekonomi Baru (New Economy) Segera Diluncurkan!
Papan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan makin bervariasi. Kini, BEI tengah menggodok rencana pembentukan papan perdagangan dengan klasifikasi Ekonomi Baru.
Peraturan tersebut masih dalam bentuk draft Peraturan Bursa Nomor I-Y tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham di Papan Ekonomi Baru yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat.
"Saat ini Bursa dalam tahap pengembangan Peraturan dan Sistem untuk penerapan Papan Ekonomi Baru," kata Direktur BEI I Gede Nyoman Yetna kepada wartawan, Kamis (18/8/2022).
Emtek Jual DANA, Investor Malah Jualan Saham EMTK
Harga saham emiten teknologi milik salah satu konglomerat RI, Eddy Kusnadi Sariaatmadja yaitu PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) melorot cukup signifikan pada perdagangan hari ini, Kamis (18/8/2022).
Hingga sesi I perdagangan berakhir, harga saham EMTK melorot 3,03% dan ditutup di Rp 1.920/unit. Tekanan terhadap saham EMTK sejatinya terjadi dalam sepekan terakhir.
Dalam kurun waktu satu minggu, nilai kapitalisasi EMTK telah turun nyaris 12% atau tepatnya terkoreksi 11,93%.
BSI Rights Issue di Kuartal IV, Terbitkan 6 Miliar Saham Baru
PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI (BRIS) berencana melakukan aksi korporasi melalui penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu I (Rights Issue) pada kuartal IV/2022.
Perseroan berencana melakukan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu I (PMHMETD I) dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 6 miliar saham Seri B Perseroan, dengan nilai nominal Rp 500 per saham.
Ade Cahyo Nugroho, Direktur Finance & Strategy BSI mengatakan saham baru tersebut akan diterbitkan dari portepel Perseroan dan akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Ini Loh Skema yang Diinginkan Pemegang Polis Wanaartha
Manajemen anyar Adisarana Wanaartha alias WanaArtha Life yang diwakili oleh Presiden Direktur Adi Yulistanto dan Direktur Ari Prihadi Atmosoekarto, berencana untuk menawarkan skema penyelesaian kewajiban kepada para pemegang polis dengan beberapa konsep. Namun, konsep ini mendapatkan protes dari para pemegang polis.
Menurut salah satu pemegang polis, tawaran tersebut dirasa tidak adil dan merugikan para pemegag polis. "Yang meletakkan uang di sana, kan, mayoritas lansia, yang ingin mendapatkan manfaat untuk biaya hidup di hari tua. Karena mereka yang nggak mau merepotkan anak, mantu, cucu. Jadi mereka investasikan karena tidak mau merepotkan," kata salah satu pemegang polis kepada CNBC Indonesia, Kamis (18/8/2022).
Menurutnya, keempat opsi tersebut tidak memberikan keuntungan apapun bagi para pemegang polis. Para pemegang polis ingin Wanaartha segera membayar polis-polis yang telah diterbitkan atau yang belum dibayar hingga jatuh tempo dan nilai manfaat uang tunai dari nilai investasi yang selama ini belum terbayarkan hampir menjelang tiga tahun.
"Nasabah mengharapkan segera melunasi dan membayar hak-hanya nasabah yang sudah jatuh tempo dan belum dicairkan dan manfaat tunai belum dibayarkan dari nilai investasi yang ada di polis sesuai dengan adendum," ungkapnya.
(RCI/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jangan Ketinggalan Kabar Pasar, IHSG Menjauhi 7.000 Nih!