
Jadi Senjata Redam Inflasi, Dolar Singapura Bisa Makin Mahal

Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Singapura sempat beberapa kali menyentuh level Rp 10.800/SG$ dalam satu bulan terakhir. Level tersebut merupakan yang termahal sejak Mei 2021. Namun pada pekan lalu mata uang Negeri Merlion ini merosot tajam.
Pada perdagangan Kamis (18/8/2022), dolar Singapura berada di kisaran Rp 10.719/SG$, menguat 0,31% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Melawan dolar Amerika Serikat, dolar Singapura juga menguat 0,17% ke SG$ 1,3832/SG$.
Singapura menjadi salah satu negara yang menghadapi masalah inflasi tinggi.
Inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) tumbuh 6,7% year-on-year (yoy) pada Juni, yang merupakan level tertinggi dalam 14 tahun terakhir, tepatnya sejak September 2008. Inflasi inti juga melesat 4,4% (yoy) dari Mei sebesar 3,6%, dan berada di level tertinggi sejak Desember 2008.
Bank investasi Barclays mengatakan untuk meredam inflasi, nilai tukar dolar Singapura perlu lebih kuat lagi. Artinya, dolar Singapura bisa semakin malah jika kebijakan tersebut yang diambil otoritas moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS).
Penguatan dolar Singapura memang akan berdampak negatif tersebut ekspor, tetapi hal itu bisa meredam demand sehingga inflasi bisa diredam.
"Framework dolar Singapura dimaksudkan untuk memperlambat ekspor, sebab dolar Singapura akan terapresiasi merespon kebijakan moneter, dan secara natural akan memperlambat perekonomian," kata Brian Tan, ekonom regional senior di Barclays, sebagaimana dilansir CNBC International, pertengahan bulan lalu.
Penguatan dolar Singapura sudah pasti akan membuat ekspor melambat, tetapi menurut Tan hal itu menjadi faktor yang "tepat" yang dibutuhkan Singapura untuk meredam inflasi.
MAS pada bulan lalu sudah menyatakan akan mengambil langkah lebih lanjut guna melawan inflasi. Para ekonom melihat MAS akan kembali mengetatkan kebijakannnya pada Oktober nanti, yang bisa memicu penguatan dolar Singapura.
Untuk diketahui, di Singapura, tidak ada suku bunga acuan, kebijakannya menggunakan S$NEER (Singapore dollar nominal effective exchange rate), yang terdiri dari kemiringan (slope), lebar (width) dan titik tengah (centre).
Kebijakan moneter, apakah itu longgar atau ketat, dilakukan dengan cara menetapkan kisaran nilai dan nilai tengah dolar Singapura terhadap mata uang negara mitra dagang utama. Kisaran maupun nilai tengah itu tidak diumbar kepada publik.
MAS menaikkan slope pada Oktober 2021 dan Januari lalu, dan pada April kembali dinaikkan plus centre.
Slope berfungsi membuat penguatan/penurunan dolar Singapura lebih cepat/lambat. Ketika slope dinaikkan, maka dolar Singapura bisa menguat lebih cepat, begitu juga sebaliknya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Singapura Bebas Masker di Luar Ruangan, Dolarnya Menguat Lagi
