Harga Tembaga Hari Ini: 'B' Aja!

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Selasa, 16/08/2022 16:36 WIB
Foto: Ilustrasi batu tembaga. (Dok: Detikcom/Dikhy Sasra)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga terpantau stabil pada perdagangan hari ini. Sentimen positif dari keyakinan pelaku pasar akan kenaikan suku bunga yang tidak agresif mampu diimbangi oleh data ekonomi China yang lemah.

Pada Selasa (16/8/2022) pukul 16.00 WIB harga tembaga dunia tercatat US$7.971 per ton, turun tipis 0,1% dibandingkan harga penutupan kemarin.


"Pergerakan harga hanya sejalan dengan angka makro, seperti utang hasil tinggi di Amerika Serikat dan pasar ekuitas AS. Satu-satunya hal yang mencegahnya bergerak lebih tinggi dalam langkah yang lebih besar adalah permintaan China yang lemah," kata seorang pedagang.

"Saya pikir kita akan memiliki jendela kecil untuk reli bantuan hari ini hingga besok, kemudian melemah untuk sisa minggu ini karena saham AS mengambil nafas dari reli baru-baru ini dan menyeret sisa aset berisiko lainnya ke bawah," tambahnya.

Ekspektasi pasar bahwa bank sentral AS, The Federal Reserves/The Fed, akan lebih lembut dalam menaikkan suku bunga meningkat. Hal ini tercermin dari Fedwatch di mana pandangan pasar bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bp) sudah mendekati 60%. Angka ini meningkat dari kemarin sebesar 55%.

Menurut perangkat FedWatch milik CME group, para pelaku pasar melihat probabilitas sebesar 59,5% The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 bp menjadi 2,75% - 3,0%. Sementara ekspektasi kenaikan suku bunga mencapai 75 bp sebesar 40,5%.

Perkembangan ekonomi di China dan kekhawatiran akan resesi pun menjadi pemberat harga tembaga dunia. Maklum, China sendiri adalahkonsumen tembaga olahan terbesar di dunia. Menurut Statista, konsumsinya mencapai 54% persen dunia. Sehingga permintaan dari China memiliki pengaruh terhadap harga tembaga.

Pada Juli 2022, produksi industri China tumbuh 3,8%year-on-year(yoy). Angka itu melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 4,8% yoy.

Kemudian pada Januari-Juli 2022, investasi tetap di China tumbuh 5,7% yoy. Melambat dibandingkan pertumbuhan enam bulan pertama 2022 yang sebesar 6,1% yoy dan lebih rendah ketimbang ekspektasi pasar yang memperkirakan 6,2% yoy.

Lalu penjualan ritel pada Juli 2022 tumbuh 2,7% yoy. Melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 3,1% yoy dan jauh di bawah perkiraan pasar yang 'meramal terjadi pertumbuhan 5% yoy.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Investasi Yang Bisa Dilirik Saat Perang & Suku Bunga Ditahan