Analisis Teknikal

Jelang Pidato Nota Keuangan Jokowi, Bagaimana Arah IHSG?

Putra, CNBC Indonesia
16 August 2022 07:21
Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna Setia. (Tangkapan Layar)
Foto: Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna Setia. (Tangkapan Layar)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan pekan ini dengan koreksi. Pada perdagangan Senin (12/8/2022), IHSG ditutup melemah 0,5% di 7.093,28. IHSG resmi keluar dari level psikologis 7.100.

Pergerakan IHSG menyusul indeks saham acuan bursa regional Asia yang juga bergerak di zona merah. Kecuali, indeks Nikkei Jepang yang melesat 1% lebih.

Untuk perdagangan hari ini, pelaku pasar menantikan pidato kenegaraan dan keterangan pemerintah terkait RUU APBN 2023 dan Nota Keuangan dalam Rapat Tahunan MPR dan Rapat Bersama DRP dan DPD RI.

Salah satu bocoran yang mengemuka di kalangan pelaku pasar adalah,  adanya kenaikan gaji bagi PNS sejalan dengan rencana pemerintah akan melakukan reformasi birokrasi. Pemerintah disebut akan meningkatkan belanja pegawai sebesar 3,3% pada 2023 menjadi Rp 257,2 triliun dari sebelumnya Rp 249,1 triliun.

Kenaikan belanja barang dan gaji PNS diharapkan bisa memberikan dampak spill over dan bisa menggenjot konsumsi sebagai tulang punggung perekonomian.

Namun, melihat IHSG yang sudah terkoreksi di awal pekan, mampukah angin segar dari Pidato Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengangkat kembali IHSG? Simak ulasan teknikal berikut ini.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Teknikal
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Apabila mengacu pada pergerakan IHSG kemarin, indeks tampak bergerak turun dan batas atas BB terdekat berada di 7.210.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Posisi RSI mengalami penurunan dari level 70 sebagai area jenuh beli menjadi ke 61,95 yang menjadi indikator adanya penguatan momentum jual setelah mencapai area jenuh belinya.

Apabila menggunakan indikator teknikal lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 tetap berada di atas garis EMA 26 tetapi membentuk pola menyempit (konvergen).

Untuk perdagangan hari ini patut diwaspadai IHSG mengalami pelemahan dan perlu menguji level 7.000 terlebih dahulu untuk mengkonfirmasi pola pembalikan arah.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular