Top Gainers-Losers

MEDS-RAFI Tercuan, OLIV-AMMS Terboncos

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
16 August 2022 07:26
Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi pada perdagangan Senin (15/8/2022) kemarin.

Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melemah 0,5% ke posisi 7.093,276. IHSG pun keluar dari zona psikologisnya di 7.100 pada perdagangan kemarin.

Pada awal perdagangan sesi I kemarin, IHSG dibuka menguat tipis 0,07% di posisi 7.134,58. Bahkan, IHSG sempat menyentuh posisi tertinggi di 7.156,92. Namun selang beberapa menit setelah dibuka, IHSG langsung berbalik arah ke zona merah.

Pada perdagangan sesi I sekitar pukul 10:00 WIB, IHSG sempat kembali menyentuh zona hijau tipis. Tetapi pada akhirnya kembali melemah. Pada perdagangan sesi II, koreksi IHSG semakin membesar dan pada akhirnya tidak berhasil kembali ke zona hijau di akhir perdagangan kemarin.

Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitaran Rp 12 triliun dengan melibatkan 26 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,3 juta kali. Sebanyak 240 saham menguat, 294 saham melemah, dan 169 saham lainnya mendatar.

Investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 209,17 miliar di seluruh pasar, dengan rincian sebesar Rp 51,37 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp 157,8 miliar di pasar tunai dan negosiasi.

Saat IHSG terkoreksi, beberapa saham masuk ke jajaran top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Senin kemarin.

Saham Top Gainers

Saham emiten Produsen alat kesehatan yakni PT Hatzer Medical Indonesia Tbk (MEDS) memimpin top gainers pada perdagangan kemarin. Saham MEDS ditutup meroket 34,38% ke posisi harga Rp 258/saham.

Nilai transaksi saham MEDS pada perdagangan Senin kemarin mencapai Rp 41,44 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 182,43 juta lembar saham. Sayangnya, investor asing melepas saham MEDS sebesar Rp 579,79 juta di pasar reguler.

Menurut data perdagangan, sejak perdagangan perdananya pada 10 Agustus lalu, saham MEDS sudah meroket hingga 106,4%. Bahkan dari perdagangan perdananya hingga kemarin, saham MEDS belum pernah mencatatkan koreksi.

MEDS bergerak pada sektor Healthcare dengan sub sektor Healthcare Equipment & Providers. Adapun Industri MEDS adalah Healthcare Equipment & Suppliesdengan sub industri Healthcare Supplies & Distributions.

Tercatatnya MEDS di bursa merupakan langkah awal dari pengembangan bisnis untuk dapat memajukan industri alat kesehatan di Indonesia.

Harga penawaran MEDS adalah senilai Rp 125 per lembar saham dengan jumlah saham yang dicatatkan sebanyak 1.562.500.000 lembar saham. Adapun kapitalisasi pasarnya hingga kemarin mencapai Rp 403,13 miliar

Dalam Penawaran Umum Perdana ini, Perseroan menawarkan 312,5 juta saham baru atau setara dengan 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum. Dengan demikian, total dana yang dihimpun adalah sebesar Rp 39,06 miliar.

MEDS berkomitmen untuk menjaga kepercayaan yang diberikan pada investor dengan menjalankan standar good corporate governance (GCG) yang baik dengan tetap meningkatkan kinerja operasional dan keuangan Perseroan untuk memberikan nilai tambah bagi seluruh pemegang saham atau investor Perseroan.

Dana IPO akan digunakan untuk melakukan renovasi gudang milik Perseroan menjadi pabrik yang dapat beroperasi, pembelian mesin masker Duckbill, dan masker medis KN95, masker medis KF94 dan masker medis N95 serta bahan baku produksi.

Setelah IPO, Perseroan mampu memproduksi varian masker yang lebih luas. Emiten yang berasal dari Kota Cimahi, Jawa Barat ini yakin tren penggunaan masker akan tetap berlanjut meskipun pandemi sudah relatif terkendali.

Selain saham MEDS, terdapat pula saham emiten UMKM Kebab Turki Baba Rafi yakni PT Sari Kreasi Boga Tbk (RAFI), di mana saham RAFI menduduki posisi kedua dalam jajaran top gainers kemarin.

Seperti di saham MEDS, saham RAFI juga ditutup terbang 34,38% menjadi Rp 258/saham pada perdagangan Senin kemarin.

Nilai transaksi saham RAFI pada perdagangan kemarin mencapai Rp 182,55 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 813,17 juta lembar saham. Asing juga melepas saham RAFI sebesar Rp 76,49 juta di pasar reguler.

Menurut data perdagangan, sejak perdagangan perdananya pada 5 Agustus lalu, saham RAFI sudah terbang hingga 104,76%, meski pada perdagangan kedua dan ketiga sempat terkoreksi.

Adapun kapitalisasi pasar saham RAFI hingga perdagangan kemarin sudah mencapai Rp 807,05 miliar.

Sari Kreasi Boga atau SKB Food menjadi Perusahaan Tercatat ke-34 pada tahun 2022 dan secara keseluruhan menjadi Perusahaan Tercatat ke-800 di BEI.

SKB Food melepas sebanyak 948.090.000 lembar saham ke publik atau setara dengan 30,31% dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum, dengan harga Rp 126 per lembar saham.

Adapun rencana penggunaan dana Perseroan nantinya adalah untuk mengakuisisi PT Lazizaa Rahmat Sentosa dan juga akan dimanfaatkan untuk pembelian bahan baku waralaba, bahan baku segar, sewa gudang, biaya gaji karyawan dan pemeliharaan.

Waralaba makanan dan minuman yang dimiliki dan dikuasai oleh Perseroan adalah Kebab Turki Babarafi, Container Kebab by Babarafi, Smokey Kebab, Sueger, Kebab Kitchen, Babarafi Café, Ayam Utuh, Jellyta, Raffi Express dan Ayam Pul. Perseroan mengembangkan bisnisnya bukan hanya di Indonesia, namun juga mancanegara.

Hingga saat ini, tercatat 969 mitra waralaba yang telah bergabung bersama Perseroan. Selain makanan timur tengah (kebab) Perseroan juga mengembangkan produk lain yaitu masakan yang berbahan baku ayam dan mengembangkan produk minuman dengan merek Sueger dan Jellyta.

Saat IHSG memerah, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Senin kemarin.

Saham Top Losers

Saham emiten furniture online yakni PT Oscar Mitra Sukses Sejahtera Tbk (OLIV) lagi-lagi memimpin top losers pada perdagangan kemarin.

Saham OLIV ditutup ambruk 9,23% ke posisi harga Rp 59/saham. Dengan ini, maka saham OLIV pun menyentuh batas auto rejection bawahnya (ARB) kemarin.

Nilai transaksi saham OLIV pada perdagangan kemarin mencapai Rp 2,56 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 43,32 juta lembar saham.

Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 8 Agustus hingga kemarin, saham OLIV tidak pernah mencatatkan penguatan. Saham OLIV mencatatkan pelemahan sebanyak 5 kali dan sekali stagnan.

Dalam sepekan terakhir, saham OLIV sudah ambles hingga 32,18%. sedangkan sebulan terakhir, OLIV terpantau ambrol 34,44%.

Belum diketahui terkait penurunan saham OLIV, Namun sejauh ini OLIV belum melaporkan kinerja keuangannya yang terbaru.

Emiten yang bergerak di bidang perdagangan furnitur ini sejatinya belum lama melakukan aksi korporasi berupa penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO).

OLIV resmi melantai di bursa saham domestik pada 17 Mei 2022 dengan melepas 400 juta saham di harga Rp 100/unit. Namun sayang, dalam kurun waktu dua bulan, harga saham OLIV malah 'nyender' dan tak jauh bergerak di kisaran harga IPO.

Sebagai informasi, OLIV merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan eceran furnitur untuk barang perlengkapan rumah tangga.

Sebagai perusahaan furnitur berbasis online melalui platform marketplace yang ada saat ini, OLIV berhasil merubah kebiasaan masyarakat Indonesia untuk berbelanja produk "High Touch" secara daring.

Selain saham OLIV, terdapat pula saham emiten penyedia jasa penunjang budidaya perikanan dan tambak udang yakni PT Agung Menjangan Mas Tbk (AMMS), di mana saham AMMS menduduki posisi kedua di jajaran top losers kemarin.

Saham AMMS ditutup ambles 8,57% ke posisi harga Rp 96/saham. Dengan ini, maka saham AMMS juga terkena batas ARB kemarin.

Nilai transaksi saham AMMS pada perdagangan kemarin mencapai Rp 3,36 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 34,76 juta lembar saham. Asing menjual saham AMMS sebesar Rp 1,73 juta di pasar reguler.

Menurut data perdagangan, sejak 8 Agustus hingga kemarin, AMMS tercatat 3 kali menguat dan 3 kali melemah. Dalam sepekan terakhir, saham AMMS masih melesat 1,05%.

AMMS melantai di BEI pada 4 Agustus lalu, dengan melepas sebanyak 240 juta lembar saham di harga Rp 100. Dengan begitu, total dana yang diraih Perseroan melalui penawaran umum tercatat sebanyak Rp 24 miliar.

Rencananya, dana yang terkumpul dari hasil penawaran umum akan digunakan Perseroan untuk pengembangan bisnis pembelian alat-alat dan juga modal kerja untuk operasional Perseroan yang sedang tinggi permintaannya.

Lebih lanjut, Perseroan juga menerbitkan 336 juta Waran Seri I atau sebanyak 35% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh dengan rasio 5:7 sebagai pemanis.

Waran ini memberikan hak kepada pemegangnya untuk melakukan pembelian saham biasa dengan harga pelaksanaan Rp 100. Seluruh dana hasil pelaksanaan Waran Seri I akan digunakan AMMS untuk modal kerja ke depannya.

AMMS saat ini tengah memperhatikan kesempatan-kesempatan untuk dapat menjangkau dan memperluas pasarnya dalam memberikan jasa dan mendapatkan pendapatan dalam rangka mengembangkan usahanya.

Daerah Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat dinilai menjadi tempat yang menjanjikan dengan prospek usaha tambak udang yang luas, apalagi perusahaan selalu mengincar kesempatan yang ada. Perseroan juga memperhatikan daerah-daerah di luar daerah tersebut seperti Sumatra dan Sulawesi.

Perkembangan bisnis tambak udang membuat kebutuhan pelanggan meningkat dan memunculkan kebutuhan-kebutuhan baru pada industri tambak udang.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular