
MEDS-RAFI Tercuan, OLIV-AMMS Terboncos

Saat IHSG memerah, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Senin kemarin.
![]() |
Saham emiten furniture online yakni PT Oscar Mitra Sukses Sejahtera Tbk (OLIV) lagi-lagi memimpin top losers pada perdagangan kemarin.
Saham OLIV ditutup ambruk 9,23% ke posisi harga Rp 59/saham. Dengan ini, maka saham OLIV pun menyentuh batas auto rejection bawahnya (ARB) kemarin.
Nilai transaksi saham OLIV pada perdagangan kemarin mencapai Rp 2,56 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 43,32 juta lembar saham.
Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 8 Agustus hingga kemarin, saham OLIV tidak pernah mencatatkan penguatan. Saham OLIV mencatatkan pelemahan sebanyak 5 kali dan sekali stagnan.
Dalam sepekan terakhir, saham OLIV sudah ambles hingga 32,18%. sedangkan sebulan terakhir, OLIV terpantau ambrol 34,44%.
Belum diketahui terkait penurunan saham OLIV, Namun sejauh ini OLIV belum melaporkan kinerja keuangannya yang terbaru.
Emiten yang bergerak di bidang perdagangan furnitur ini sejatinya belum lama melakukan aksi korporasi berupa penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO).
OLIV resmi melantai di bursa saham domestik pada 17 Mei 2022 dengan melepas 400 juta saham di harga Rp 100/unit. Namun sayang, dalam kurun waktu dua bulan, harga saham OLIV malah 'nyender' dan tak jauh bergerak di kisaran harga IPO.
Sebagai informasi, OLIV merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan eceran furnitur untuk barang perlengkapan rumah tangga.
Sebagai perusahaan furnitur berbasis online melalui platform marketplace yang ada saat ini, OLIV berhasil merubah kebiasaan masyarakat Indonesia untuk berbelanja produk "High Touch" secara daring.
Selain saham OLIV, terdapat pula saham emiten penyedia jasa penunjang budidaya perikanan dan tambak udang yakni PT Agung Menjangan Mas Tbk (AMMS), di mana saham AMMS menduduki posisi kedua di jajaran top losers kemarin.
Saham AMMS ditutup ambles 8,57% ke posisi harga Rp 96/saham. Dengan ini, maka saham AMMS juga terkena batas ARB kemarin.
Nilai transaksi saham AMMS pada perdagangan kemarin mencapai Rp 3,36 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 34,76 juta lembar saham. Asing menjual saham AMMS sebesar Rp 1,73 juta di pasar reguler.
Menurut data perdagangan, sejak 8 Agustus hingga kemarin, AMMS tercatat 3 kali menguat dan 3 kali melemah. Dalam sepekan terakhir, saham AMMS masih melesat 1,05%.
AMMS melantai di BEI pada 4 Agustus lalu, dengan melepas sebanyak 240 juta lembar saham di harga Rp 100. Dengan begitu, total dana yang diraih Perseroan melalui penawaran umum tercatat sebanyak Rp 24 miliar.
Rencananya, dana yang terkumpul dari hasil penawaran umum akan digunakan Perseroan untuk pengembangan bisnis pembelian alat-alat dan juga modal kerja untuk operasional Perseroan yang sedang tinggi permintaannya.
Lebih lanjut, Perseroan juga menerbitkan 336 juta Waran Seri I atau sebanyak 35% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh dengan rasio 5:7 sebagai pemanis.
Waran ini memberikan hak kepada pemegangnya untuk melakukan pembelian saham biasa dengan harga pelaksanaan Rp 100. Seluruh dana hasil pelaksanaan Waran Seri I akan digunakan AMMS untuk modal kerja ke depannya.
AMMS saat ini tengah memperhatikan kesempatan-kesempatan untuk dapat menjangkau dan memperluas pasarnya dalam memberikan jasa dan mendapatkan pendapatan dalam rangka mengembangkan usahanya.
Daerah Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat dinilai menjadi tempat yang menjanjikan dengan prospek usaha tambak udang yang luas, apalagi perusahaan selalu mengincar kesempatan yang ada. Perseroan juga memperhatikan daerah-daerah di luar daerah tersebut seperti Sumatra dan Sulawesi.
Perkembangan bisnis tambak udang membuat kebutuhan pelanggan meningkat dan memunculkan kebutuhan-kebutuhan baru pada industri tambak udang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd)[Gambas:Video CNBC]