Economic Update

Ini Jurus BTN Jaga Permintaan & Kualitas KPR

Eqqi Syahputra, CNBC Indonesia
Senin, 15/08/2022 15:10 WIB
Foto: Nasabah Milenial Butuh Rumah/Apartemen? BTN Punya Solusinya(CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Haru Koesmahargyo mengungkapkan sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pihaknya memiliki dua tugas utama, yakni memberikan ekonomi value dan juga memberikan sosial value.

Untuk itu, dalam menjaga pertumbuhan kinerja tetap solid, menurut Haru pihaknya tetap memperhatikan kondisi pasar.

"BTN sebagai bank bumn tentu membutuhkan banyak faktor. Pertama equity, kedua likuiditias, ketiga proses dan keempat mengakses pasar. Dan kita tahu bahwa equity tersedia, likuiditas terjaga, dan kita bisa melaukan akses ke pasar untuk memastikan tumbuh," jelas Haru dalam CNBC Market Update, Senin (15/8/2022).


Haru mengatakan saat ini sesungguhnya minat masyarakat untuk memiliki rumah sangat besar. Namun yang sangat penting ujarnya, bagaimana merubah masyarakat yang berminat memiliki rumah itu menjadi sebuah permintaan.

Seperti diketahui, data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2020 menunjukkan angka backlog kepemilikan rumah mencapai 12,75 juta. Jumlah tersebut juga belum termasuk pertumbuhan keluarga baru yang diperkirakan sekitar 700.000-800.000 per tahun.

Untuk itu tambahnya, salah satu cara yang dilakukan BTN sebagai BUMN yakni dengan memberikan kemudahan kepada masyarakat agar bisa mengakses perumahan.

"Maka peran BUMN sangat penting untuk mengangkatnya dengan cara mempermudah bagi mereka yang ingin mengakses perumahan. Itu sudah dilakukan oleh kemenku dari ppn, untuk rumah sederhana. Kemudian ada subisdid uang muka, ada lukiditas yang memberikan bunga murah," jelasnnya.

Disamping itu jelas Haru, pihaknya juga tetap memperhatikan kualitas pembiayaan secara beriringan. Hal itu dilakukan untuk menghindari terjadinya lonjakan non performing loan (NPL).

Adapun salah satu cara yang dilakukan BTN dalam menjaga kualitas pembiayaan tetap terjaga yakni memberi kelonggaran berupa restrukturisasi kredit, seperti yang dilakukan saat covid 19 datang beberapa tahun lalu.

Hal ini dinilainya butuh komunikasi yang bagus terhadap keduabelah pihak, agar bisa menjaga kredit tetap berjalan.

Sementara secara internal terangnya, langkah pihak BTN yakni melakukan transformasi terutama efisiensi agar menjaga suku bunga tetap murah.

"Jadi pada saat yang sama bukan cuma tumbuh tapi berkualitas. Maka bagaimana bisa melakuakn risk management dengan benar. Pencegahan terhadap terjadinya npl agar nasabah bisa melakukan kewajibannya, maka kita lakukan restrukturaisasi, kita berikan kepada nasabah yang terdampak pandemi, kita beri waktu sehingga mereka punya kesempatan membayar," jelasnya.


(dpu/dpu)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi