Menuju Ethereum 2.0, Harga Ethereum Nyaris Sentuh US$ 2.000

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
15 August 2022 11:40
Ilustrasi Ethereum (Photo by Executium on Unsplash)
Foto: Ilustrasi Ethereum (Photo by Executium on Unsplash)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kripto terbesar kedua sekaligus menjadi kripto altcoin terbesar pertama yakni Ethereum pada hari ini masih bertahan di kisaran harga US$ 1.900.

Ethereum sempat melonjak ke level tertinggi dua bulan terakhir setelah pengembang berhasil menyelesaikan 'gladik resik' terakhir untuk peningkatan penting yang diharapkan terjadi bulan depan.

Per Senin (15/8/2022) hari ini pukul 10:00 WIB, Ethereum diperdagangkan di US$ 1.999,51/koin atau setara dengan Rp 29.392.797/koin (asumsi kurs Rp 14.700), atau menguat 0,58% dalam 24 jam terakhir. Harga Ethereum pun nyaris menyentuh US$ 2.000.

Ethereum (ETH)Sumber: CoinMarketCap
Ethereum (ETH)

Pada Rabu pekan lalu, Ethereum menjalankan dry run terakhirnya untuk proses merge, sebuah peristiwa penting yang diharapkan akan membuatnya lebih cepat dan lebih hemat energi.

Salah satu jaringan uji Ethereum, yang disebut Goerli, mensimulasikan proses yang identik dengan apa yang akan dijalankan oleh jaringan utama pada September mendatang.

Testnets memungkinkan pengembang untuk bereksperimen dan membuat penyesuaian yang diperlukan sebelum pembaruan diluncurkan di blockchain utama.

Penggabungan akan melihat transisi blockchain yang mendasari Ethereum dari sistem proof-of-work (PoW) ke model yang lebih efisien yang disebut proof-of-stake (PoS). Proses upgrade atau merge ini juga disebut sebagai Ethereum versi 2.0 (Ethereum 2.0).

Mekanisme konsensus bukti kerja bergantung pada penambang kripto untuk memverifikasi transaksi. Jaringan proof-of-stake di sisi lain membutuhkan validator untuk memegang sejumlah token untuk berpartisipasi, membuatnya jauh lebih hemat energi.

Acara yang sempat tertunda beberapa kali itu kini diperkirakan akan berlangsung pada 19 September mendatang.

Setelah selesai, pemutakhiran diharapkan akan mempercepat transaksi di jaringan Ethereum dan membuatnya lebih hemat energi, dengan para pendukung berharap itu akan mengatasi kritik atas dampak lingkungan dari cryptocurrency.

Menyusul keberhasilan uji penggabungan, Ethereum menjadi kripto yang cenderung lebih bullish dalam beberapa hari terakhir. Bahkan, Bitcoin juga kalah bullish-nya dengan Ethereum.

Dalam sepekan terakhir, Bitcoin melesat 7,07%. Namun Ethereum, lebih tinggi lagi yakni melejit hingga 16,68% dalam sepekan terakhir.

Di lain sisi, JPMorgan menulis dalam laporan riset mingguannya pada Rabu pekan lalu bahwa penambang Ethereum menghadapi perubahan mendadak saat penggabungan tampak besar.

"Ketika blockchain bergeser dari proof-of-work, yang melibatkan penambang memecahkan teka-teki kriptografi kompleks yang membutuhkan daya komputasi yang luas ke proof-of-stake, di mana pengguna malah mengunci atau mempertaruhkan token untuk menjadi validator dalam jaringan, peran penambang akan berakhir secara efektif ketika transisi terjadi," kata JP Morgan, sebagaimana dilansir dari The Block.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Libur Tahun Baru Imlek 2023, Apa Kabar Harga Bitcoin Cs?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular