Review Sepekan

Bangkit! Harga Minyak Dunia Melonjak 3% Sepekan

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
14 August 2022 16:45
Oil facilities are seen on Lake Maracaibo in Cabimas, Venezuela January 29, 2019. REUTERS/Isaac Urrutia
Foto: Ilustrasi: Fasilitas minyak terlihat di Danau Maracaibo di Cabimas, Venezuela, 29 Januari 2019. REUTERS / Isaac Urrutia

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia mampu bangkit dari tren negatif meskipun masih di bawah level US$100 per barel.

Sepanjang pekan ini harga minyak mentah jeni brent menguat 3,4% secara poiint-to-point menjadi US$98,15 per barel. Sedangkan jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) turun 3,46% ptp ke US$92,09 per barel.

Para pelaku pasar lega setelah pengumuman inflasi Amerika Serikat yang turun dari puncak tertinggi dalam 40 tahun terakhir di 9,1% year-on-year/yoy.

US Bureau of Labour Statistics melaporkan inflasi Negeri Adidaya pada Juli 2022 berada di 8,5%year-on-year(yoy). Inflasi energi pun melambat, meski masih di level tinggi. Harga bensin masih naik 44% yoy, melambat dibandingkan Juni 2022 yang melonjak 59,9% yoy. Sementara harga gas alam naik 30,5% yoy, versus 38,4% yoy pada Juni 2022.

Perlambatan laju inflasi membuat pasar berharap bank sentral AS, The Federal Reserves/The Fed, bakal mengurangi "gasnya" dalam menaikkan suku bunga sebagai upaya memerangi inflasi.

Bukan tanpa sebab, suku bunga terus naik dengan laju yang cepat senada dengan risiko resesi yang semakin tinggi. Kala resesi terjadi, permintaan akan minyak mentah akan turun sehingga harga pun akan jatuh.

Kini pelaku pasar lebih banyak yang memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan 50 basis poin (bps) ke 2,75-3% dalam rapat bulan depan. Mengutip CME FedWatch, kemungkinannya 55%.

Tanpa kenaikan suku bunga yang jor-joran, ekonomi NegeriStars and Stripesmasih punya ruang untuk ekspansif. Diharapkan AS bisa segera keluar dari 'jurang' resesi.

AS adalah konsumen minyak terbesar di dunia. Saat ekonomi AS bergeliat, maka permintaan energi akan naik. Jadi wajar saja harga minyak ikut terungkit.

Sementara itu, LaporanOil Market Reportedisi Agustus 2022 yang dirilis oleh IEA menjadi penopang buat harga si emas hitam. Dalam laporan tersebut, IEA menaikkan proyeksi permintaan minyak dunia.

Untuk 2022, IEA memperkirakan permintaan minyak naik 2,1 juta barel/hari. Dengan begitu, permintaan minyak dunia pada tahun ini menjadi 99,7 juta barel/hari dan tahun depan 101,8 juta barel/hari.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasokan Terganggu, Harga Minyak WTI Anjlok 2%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular