Akhir Pekan Investor Masih Borong SBN, Yield-nya Turun Lagi

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
12 August 2022 19:35
Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup menguat pada perdagangan Jumat (12/8/2022) akhir pekan ini, di mana investor menanti rilis data ekonomi terbaru berikutnya.

Mayoritas investor ramai memburu SBN pada hari ini, ditandai dengan turunnya imbal hasil (yield) di hampir seluruh tenor SBN. Hanya SBN tenor pendek yakni 1 tahun yang cenderung dilepas oleh investor, ditandai dengan naiknya yield.

Melansir data dari Refinitiv, yield SBN bertenor 1 tahun menguat 1,8 basis poin (bp) ke level 4,011% pada perdagangan hari ini.

Sementara untuk yield SBN berjatuh tempo 10 tahun yang merupakan SBN acuan negara kembali melandai 3,9 bp ke posisi 6,971%. Pada akhirnya, yield SBN tenor 10 tahun kembali menyentuh kisaran 6,9%.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga turunnya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Dari AS, yield obligasi pemerintah (US Treasury) juga cenderung melandai pada perdagangan pagi hari ini waktu setempat, di mana investor menunggu kumpulan data ekonomi baru.

Dilansir dari CNBC International, yield Treasury berjangka pendek yakni tenor 2 tahun melemah 2,6 bp ke posisi 3,203% pada hari ini pukul 07:05 waktu setempat, dari sebelumnya pada perdagangan Kamis kemarin di 3,229%.

Sedangkan untuk yield Treasury tenor 10 tahun yang merupakan acuan obligasi negara AS turun 1,9 bp ke 2,869% pada hari ini, dari sebelumnya pada perdagangan kemarin di 2,888%.

Pergerakan tersebut membantu meredakan inversi kurva yield Treasury, yang dipandang sebagai sinyal resesi oleh pelaku pasar di Wall Street.

Investor juga masih menimbang melandainya inflasi di AS pada Juli 2022. Inflasi dari sisi produsen (Indeks Harga Produsen/IHP) di Juli 2022 menunjukkan penurunan secara bulanan sebanyak 0,5% dan melampaui ekspektasi analis Dow Jones di 0,2%. IHP tersebut tidak termasuk harga makanan dan energi.

Sebelumnya, inflasi dari sisi konsumen (Indeks Harga Konsumen/IHK) pada bulan lalu juga telah dirilis. Hasilnya, melandai ke 8,5% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari 9,1% dan berada di bawah prediksi analis Dow Jones di 8,7%.

Dengan melandainya inflasi di AS, hal ini dapat mendorong investor untuk mempertanyakan prospek kebijakan moneter bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang diprediksi memperlambat laju kenaikan suku bunganya pada pertemuan September mendatang.

Pelaku pasar di AS pada hari ini akan sekali lagi menunggu rilis data ekonomi untuk petunjuk lebih lanjut tentang kesehatan ekonomi AS.

Data harga impor dan ekspor di AS untuk periode Juli 2022 akan dirilis sekitar pukul 19:30 WIB, dengan pembacaan awal sentimen konsumen untuk bulan Agustus dijadwalkan menyusul pada pukul 22:00 WIB.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar SBN Masih Diburu Investor, Yieldnya Turun Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular