Saham Grup Bakrie Kembali Menggeliat, Ada Apa Nih?

Feri Sandria, CNBC Indonesia
10 August 2022 17:15
Politikus Golkar Aburizal Bakrie  (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Foto: Politikus Golkar Aburizal Bakrie (CNN Indonesia/Andry Novelino)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham sejumlah emiten yang tergabung dalam Grup Bakrie mengalami apresiasi tajam sepanjang tahun ini. Padahal, saham-saham tersebut relatif malas bergerak bak zombie selama beberapa tahun terakhir.

Sudah menjadi rahasia umum di pasar modal bahwa saham milik Grup Bakrie memang bukan merupakan yang paling likuid di pasar modal. Saham ini juga bukan yang paling rajin memberikan gain akibat selisih harga. Setidaknya tidak seperti yang dialami oleh lima emiten Grup Bakrie tahun ini.

Sebelum diobral oleh investor beberapa tahun terakhir, saham Grup Bakrie sejatinya pernah menjadi primadona di pasar modal dan memantapkan posisi keluarga Bakrie sebagai taipan terkaya di Indonesia tahun 2007 silam.

Kekayaan keluarga Bakrie meningkat drastis seiring kenaikan harga saham perusahaan batu bara miliknya, Bumi Resources (BUMI), yang menunggangi reli komoditas yang terjadi akibat masifnya pertumbuhan ekonomi China kala itu.

Sejak itu kondisi bisnis Grup Bakrie berbalik 180 derajat, dengan saham BUMI tersungkur ambles hingga 94% menjadi Rp 470/saham pada Januari 2009, dari setahun sebelumnya di Januari 2008 tercatat dihargai Rp 8.450/saham.

Pergerakan saham emiten Grup BakrieFoto: Google Finance
Pergerakan saham emiten Grup Bakrie

Ambruknya gurita bisnis Bakrie pada akhir dekade 2000-an disebabkan oleh banyak faktor termasuk berakhirnya siklus komoditas yang membuat harga batu bara turun tajam, ekonomi global yang melambat pasca krisis perumahan di AS, tekanan utang tinggi di emiten yang dimiliki hingga grup bisnis yang terjerat dalam pusaran kasus Lapindo.

Harga batu bara kala booming komoditas 2000-anFoto: Nasdaq
Harga batu bara kala booming komoditas 2000-an

Sejak pertengahan dekade 2010-an, saham emiten Grup Bakrie nyaris tidak ada harganya bila dibandingkan kondisi prima tahun 2000-an. Mayoritas dengan harga terdiskon lebih dari 90%.

Pada awal 2020 sebelum pandemi melanda, enam dari sepuluh emiten Grup Bakrie diperdagangkan di harga terendah. Sedangkan empat saham lainnya diperdagangkan di rentang Rp 50 sampai Rp 100/saham.

Merangkak Naik

Tahun ini, sejumlah saham emiten Bakrie mulai merangkak naik dan bangun dari kubur. Hingga bulan Agustus 2022, jumlah saham Grup Bakrie yang parkir di level terendah turun menjadi 5 emiten, sedangkan yang diperdagangkan di rentang Rp 50 - 100 per saham kini hanya satu emiten.

Empat emiten lain, akhirnya mampu merangkak naik melewati harga Rp 100/saham, dengan yang harga nominal paling tinggi dicatatkan oleh Energi Mega Persada (ENRG) di angka Rp 276/saham.

Kenaikan harga saham emiten Grup Bakrie tidak lepas dari reli komoditas yang telah terjadi dalam dua tahun terakhir. Meski demikian dorongan yang diperoleh oleh emiten Grup Bakrie yang fokus di industri eksploitasi sumber daya alam akibat booming komoditas relatif kecil jika dibandingkan dengan siklus komoditas medio 2000-an.

Selain itu, pergerakan saham Grup Bakrie juga ditopang oleh beragam isu akuisisi, salah satunya yang dikabarkan datang dari Grup Salim yang akan mencaplok bisnis tambang emas milik Bakrie. Selain itu sejumlah transaksi misterius juga terjadi di saham Grup Bakrie lain, serta perpindahan kepemilikan atau transaksi jumbo di banyak emiten.

Akan tetapi hingga sekarang belum ada realisasi material dan pergantian pengendali yang resmi diungkapkan perusahaan Grup Bakrie atas ramainya isu akuisisi. Sejumlah perusahaan Grup Bakrie juga masih dalam proses pelunasan utang jumbo, seperti yang dialami BUMI. 

Adapun lima emiten Grup Bakrie yang mengalami kenaikan signifikan dalam setahun terakhir adalah:

  • Bumi Resources (BUMI) yang sahamnya naik 138% dalam tiga bulan menjadi Rp 133/saham
  • Energi Mega Persada (ENRG) yang sahamnya naik 171% sejak awal tahun menjadi Rp 276/saham
  • Darma Henwa (DEWA) yang sahamnya naik 34% sejak awal tahun menjadi Rp 67/saham
  • Bumi Resources Minerals (BRMS) yang sahamnya naik 138% dalam setahun terakhir menjadi Rp 224/saham
  • Bakrie Sumatra Plantations (UNSP) yang sahamnya naik 24% dalam setahun terakhir menjadi Rp 133/saham

TIM RISET CNBC INDONESIA


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Investor Misterius Borong Saham BUMI Hingga Nyaris 6%!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular