Diam-diam, Investor Ini Kembali Borong Saham Grup Bakrie

Feri Sandria, CNBC Indonesia
09 August 2022 13:10
Bakrie Tower (REUTERS/Beawiharta)
Foto: Bakrie Tower (REUTERS/Beawiharta)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Biofuel Indo Sumatera (BIS) kembali menambah kepemilikan sahamnya di emiten Grup Bakrie. Terbaru, BIS diketahui mengakuisisi 1,98 miliar (5,38%) saham Bakrie Telecom (BTEL).

Pembelian tersebut terjadi pada tanggal 5 Agustus berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang mengungkap nama pemilik saham baru BTEL setelah ambang batas 5% kepemilikan terlewati.

Sebelum pembelian pada hari terakhir perdagangan kemarin, BIS tidak memiliki saham di BTEL yang harganya sudah mentok di level terendah perdagangan yakni Rp 50/saham. Menggunakan harga tersebut, BIS diperkirakan harus merogoh kocek nyaris Rp 100 miliar.

Tidak diketahui secara pasti, dari pemegang saham mana BIS mencaplok saham BTEL. Akan tetapi Credit Suisse AG Singapore diketahui memiliki kepemilikan yang nyaris serupa dengan besaran yang diakuisisi oleh BIS. Sebelumnya BIS juga sempat mengakuisisi saham emiten Grup Bakrie, bertepatan dengan keluarnya Credit Suisse AG Singapore sebagai pemegang saham.

Pembelian BIS sebelumnya yang dilakukan di Grup Bakrie adalah lewat entitas induk Grup Bakrie, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR).

Akhir Mei lalu kepemilikan BIS di BNBR bertambah signifikan - sebelumnya BIS memang sudah menggenggam 2,59% - setelah perusahaan menambah kepemilikan dengan membeli 2,02 miliar saham BNBR.

Direktur BNBR melalui keterangan yang terbit di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) kala itu menyebut bahwa setelah pembelian tersebut BIS kini memiliki 2,57 miliar saham BNBR atau setara dengan 12,16% kepemilikan. Kini BIS menjadi pemegang saham dengan kepemilikan terbesar di BNBR.

Dalam keterangan terpisah yang juga terbit akhir Mei lalu, Sri juga menyampaikan bahwa Credit Suisse AG Singapore yang semula menguasai 9,57% saham perusahaan resmi melego seluruh BNBR yang dimiliki. Jumlah saham yang dilego bank investasi asal Swiss tersebut jumlah sama dengan pembelian yang dilakukan oleh BIS.

Tidak diketahui transaksi saham disepakati di harga berapa, namun jika mengacu pada harga BNBR yang tidur panjang di Rp 50/saham, jumlah nominal yang ditransaksikan mencapai Rp 101,25 miliar.

Di pasar modal saham BTEL tidak bergerak dalam lima tahun terakhir. Sementara itu dalam tiga tahun terakhir saham BNBR juga nyaris tidak pernah bergerak, kecuali beberapa kali dengan setelahnya kembali turun ke level terendah. Dalam lima tahun terakhir saham ini telah kehilangan 90% kapitalisasi pasarnya.

Biofuel Indo Sumatra sendiri sebenarnya merupakan perusahaan yang terafiliasi dengan Grup Bakrie. Perusahaan yang beralamat di Bakrie Tower ini terpantau kerap melakukan rangkaian transaksi beli dan jual saham emiten tambang emas Grup Bakrie, Bumi Resources Minerals (BRMS) sejak tahun 2021 lalu.

Berdasarkan catatan CNBC Indonesia, awal Juni tahun lalu BIS sempat menambah kepemilikan saham di perusahaan tambang emas PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) hingga 7,14%.

Saat ini BIS diketahui menggenggam sejumlah emiten di Grup Bakrie, bahkan beberapa merupakan pemilik saham dengan porsi terbesar. Berikut daftar portofolio (>5%) BIS di Grup Bakrie hingga perdagangan 5 Agustus 2022.

Bakrie Telecom/BTEL (5,38%)

Bakrie & Brothers/BNBR (12,16%)

Bakrie Sumatera Plantations/UNSP (6,12%)

TIM RISET CNBC INDONESIA


(fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bak Zombie, Ini Sederet Emiten Bakrie yang Dipelototi BEI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular