Deg-degan Tunggu Data Inflasi China-AS, Bursa Asia Lesu

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Rabu, 10/08/2022 08:46 WIB
Foto: Bursa Jepang (Nikkei). (AP Photo/Koji Sasahara)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka melemah pada perdagangan Rabu (10/8/2022), jelang rilis data inflasi di China dan Amerika Serikat (AS) pada periode Juli 2022.

Hanya indeks Straits Times Singapura yang dibuka di zona hijau pada hari ini, yakni menguat 0,35%. Straits Times berhasil menguat setelah pada perdagangan kemarin tidak dibuka karena sedang libur memperingati Hari Kemerdekaan.

Sedangkan sisanya dibuka terkoreksi. Indeks Nikkei Jepang dan Shanghai Composite China dibuka turun 0,16%, Hang Seng Hong Kong terkoreksi 0,23%, ASX 200 Australia terpangkas 0,12%, dan KOSPI Korea Selatan terdepresiasi 0,39%.


Dari China, data inflasi dari sisi konsumen (Indeks Harga Konsumen/IHK) periode bulan lalu akan dirilis pada hari ini pukul 09:30 waktu setempat.

Ekonom dalam polling Trading Economics memperkirakan IHK China akan naik menjadi 2,9% secara tahunan (year-on-year/yoy), dari sebelumnya pada periode Juni lalu di 2,5%.

Selain merilis data inflasi dari sisi konsumen, China juga akan merilis data inflasi dari sisi produsen (producer price index/PPI) periode Juli 2022 pada hari ini.

Ekonom dalam survei Trading Economics memperkirakan PPI Negeri Panda pada bulan lalu akan melandai menjadi 4,8%.

Bursa Asia-Pasifik yang cenderung melemah terjadi di tengah koreksinya bursa saham AS, Wall Street pada Selasa kemarin, tertekan oleh musim rilis kinerja keuangan yang mengecewakan menjelang pengumuman data inflasi AS.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup turun 0,18% ke posisi 32.774,41, S&P 500 melemah 0,42% ke 4.122,47, dan Nasdaq ambles 1,19% menjadi 12.493,93.

Terkoreksinya bursa Wall Street terjadi setelah Micron yang merupakan perusahaan pembuat chip memori komputer, memperingatkan bahwa pendapatan mereka akan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya karena kendala rantai pasokan. Sontak, saham Micron anjlok lebih dari 3% di perdagangan.

Sepertinya ini jadi pekan yang buruk untuk perusahaan pembuat chip, karena Nvidia juga melaporkan proyeksi pendapatan yang lebih rendah dari prediksi pasar pada Senin lalu, sehingga ikut menekan saham perusahaan sejenisnya kemarin.

"Menurut saya, kedua perusahaan tersebut merupakan pemain besar dan investor berada dalam posisi yang lebih baik untuk menavigasi beberapa masalah rantai pasokan baru-baru ini. Saya pikir ada kekhawatiran bahwa ini benar-benar akan membebani teknologi," tutur Analis Pasar Oanda Edward Moya, dikutip CNBC International.

Indeks S&P 500 mengalami reli selama tiga pekan beruntun, tapi musim rilis kinerja keuangan menunjukkan penurunan pada permintaan.

Kini, investor mengamati dengan cermat mengenai bagaimana perjuangan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) melawan inflasi.

Edward Moya menambahkan bahwa inflasi memiliki dampak yang jauh lebih keras pada perusahaan di Amerika dan menyebabkan pasar akan sulit untuk membeli ekuitas.

Selain di China, pada hari ini investor global juga akan disibukkan dengan rilis data IHK AS per Juli 2022. Inflasi diperkirakan akan sedikit menurun karena penurunan harga minyak mentah dunia dan akan memberikan sinyal mengenai langkah selanjutnya dari The Fed.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bursa Asia Anjlok Usai Trump Umumkan Tarif Impor Jepang-Korsel