Analisis Teknikal

Digenjot Naik Terus-terusan, IHSG Rawan Profit Taking

Riset, CNBC Indonesia
09 August 2022 06:40
Karyawan melintas di depan layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (5/7/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) seolah masih enggan turun ke bawah level psikologis 7.000.

IHSG ditutup menguat tipis 0,03% di 7.086,85 pada perdagangan kemarin (8/8). IHSG cenderung tertekan di zona merah sepanjang perdagangan.

Posisi terendah IHSG pada perdagangan kemarin berada di 7.050,82 sementara posisi tertingginya di 7.100,81.

Di tengah penguatan tipis IHSG, sebanyak 241 saham mengalami kenaikan, 263 saham melemah dan 186 saham stagnan.

Aliran dana asing kembali masuk ke pasar saham RI dengan net buy jumbo mencapai Rp 1,19 triliun di pasar reguler.

Penguatan nilai tukar rupiah juga menjadi katalis positif untuk IHSG dan membuat inflow dana asing kembali masuk ke Indonesia.

Nilai tukar rupiah konsisten berada di bawah Rp 15.000/US$ sejak awal bulan Agustus 2022.

Untuk bulan Agustus 2022, tekanan terhadap nilai tukar rupiah seharusnya agak minim karena The Fed baru akan menggelar rapat bulan September 2022 nanti.

Sementara itu Bank Indonesia (BI) akan kembali menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) di pekan terakhir bulan ini.

Dari rilis data, Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) bulan Juli berada di 123,2 atau turun 5 poin dari bulan sebelumnya di 128,2.

Kendati mengalami penurunan, tetapi konsumen terpantau masih tetap optimis tercermin dari posisi IKK yang tetap berada di atas 100.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Teknikal
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). 

Apabila mengacu pada pergerakan IHSG akhir pekan lalu, indeks masih melanjutkan tren penguatan dengan batas atas BB terdekat di 7.163.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Posisi RSI IHSG kemarin ditutup naik ke 67,50 yang menunjukkan adanya penguatan momentum beli, sejalan dengan adanya inflow dari asing. Posisi RSI sudah semakin dekat level jenuh belinya.

Apabila menggunakan indikator teknikal lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 tetap berada di atas garis EMA 26 dan bar histogram masih menguat di zona positif.

Sebenarnya peluang penguatan IHSG masih terbuka. Namun peluang apresiasi cenderung terbatas, apalagi IHSG sudah menguat 6 hari beruntun sejak pekan lalu.

Waspadai terjadinya aksi profit taking yang membuat IHSG berbalik arah dan bisa melemah. Level resisten IHSG terdekat berada di 7.100 sedangkan support terdekat di 7.050.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular