Bursa Asia Menguat Tipis, Hang Seng-STI Loyo

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Senin, 08/08/2022 16:51 WIB
Foto: Bursa Asia (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik ditutup cenderung beragam dengan mayoritas menguat pada perdagangan Senin (8/8/2022) awal pekan ini, di mana bursa saham Hong Kong terkoreksi paling parah akibat aksi jual saham teknologi China.

Indeks Hang Seng Hong Kong dan Straits Times Singapura ditutup di zona merah, dengan Hang Seng menjadi yang paling besar koreksinya. Hang Seng ditutup merosot 0,77% ke posisi 20.045,77 dan Straits Times melemah 0,36% menjadi 3.270,98.

Sedangkan sisanya ditutup di zona hijau. Indeks Nikkei Jepang ditutup menguat 0,26% ke posisi 28.249,24, Shanghai Composite China bertambah 0,31% ke 3.236,93, ASX 200 Australia, KOSPI Korea Selatan, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir naik tipis masing-masing 0,07%, 0,09%, dan 0,03%.


Hang Seng menjadi yang paling besar koreksinya pada hari ini, diperberat oleh koreksinya beberapa saham teknologi China di bursa Hong Kong. Saham Alibaba ambles 4,41% dan saham JD.com tergelincir 3,26%.

Namun untuk saham maskapai Hong Kong yakni Cathay Pacific melonjak 1,42%, setelah pihak berwenang mengumumkan bahwa karantina hotel untuk pelancong akan dikurangi menjadi tiga hari dari sebelumnya tujuh hari, meskipun akan ada periode pengawasan empat hari setelah karantina.

Sementara itu, pada Minggu kemarin, data perdagangan China pada periode Juli telah dirilis. Berdasarkan data dari pemerintah setempat, ekspor naik tipis 18% pada bulan lalu, dari sebelumnya pada Juni lalu sebesar 17,9%.

Meski begitu, ini merupakan laju pertumbuhan tercepat di tahun 2022 dan mengalahkan ekspektasi analis dalam polling Reuters yang memperkirakan kenaikan 15%.

Sedangkan, impor China juga meningkat 2,3% pada bulan lalu, lebih tinggi dari periode Juni 2022 sebesar 1%. Namun, angka impor Juli lebih rendah dari perkiraan ekonom dalam survei Reuters yang memperkirakan kenaikan 3,7%.

Pengiriman keluar telah menjadi salah satu dari sedikit titik terang bagi ekonomi China pada tahun 2022, karena adanya penguncian wilayah (lockdown)yang meluas menghantam bisnis dan konsumen dengan keras serta pasar properti yang juga terdampak dari lockdown tersebut.

"Pertumbuhan ekspor China mengejutkan lagi di sisi atas. Ini dapat terus membantu ekonomi China untuk pulih di tahun yang sulit karena permintaan domestik tetap lamban," kata Zhiwei Zhang, kepala ekonom di Pinpoint Asset Management, dilansir dari Reuters.

Sementara itu dari kabar korporasi di kawasan Asia-Pasifik, saham pertambangan yang berbasis di Australia yakni Oz Minerals melonjak 35,25%, setelah perusahaan menolak tawaran pengambilalihan BHP Group senilai AS$ 8,34 miliar.

Di lain sisi, saham konglomerat Softbank Group menguat 0,74%, jelang perilisan kinerja keuangan pada kuartal II-2022.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Menguat, Pasar Modal RI Masih Jadi Pilihan Investor