Alert IHSG! Awal Pekan Bursa Asia Dibuka Loyo, Kecuali Nikkei

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Senin, 08/08/2022 08:47 WIB
Foto: REUTERS/FLORENCE LO

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka melemah pada perdagangan Senin (8/8/2022), di tengah ekspektasi bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) masih akan melanjutkan pengetatan kebijakan moneternya setelah data ketenagakerjaan AS dilaporkan tumbuh positif.

Hanya indeks Nikkei Jepang yang dibuka di zona hijau pada perdagangan awal pekan ini, yakni dibuka menguat 0,57%.

Sedangkan sisanya dibuka terkoreksi. Indeks Hang Seng Hong Kong dibuka melemah 0,63%, Shanghai Composite China terkoreksi 0,39%, Straits Times Singapura terpangkas 0,61%, ASX 200 Australia terdepresiasi 0,36%, dan KOSPI Korea Selatan turun 0,16%.


Pada Minggu akhir pekan lalu, data perdagangan China pada periode Juli telah dirilis. Berdasarkan data dari Bea Cukai China, ekspor tumbuh 18% dibandingkan tahun lalu.

Ini merupakan laju pertumbuhan tercepat tahun 2022 dan mengalahkan ekspektasi analis dalam polling Reuters yang memperkirakan kenaikan 15%.

Sedangkan, impor meningkat 2,3% pada bulan lalu, lebih rendah dari perkiraan ekonom dalam survei Reuters yang memperkirakan kenaikan 3,7%.

Pengiriman keluar telah menjadi salah satu dari sedikit titik terang bagi ekonomi China pada tahun 2022, karena adanya penguncian wilayah (lockdown)yang meluas menghantam bisnis dan konsumen dengan keras serta pasar properti yang juga terdampak dari lockdown tersebut.

"Pertumbuhan ekspor China mengejutkan lagi di sisi atas. Ini dapat terus membantu ekonomi China untuk pulih di tahun yang sulit karena permintaan domestik tetap lamban," kata Zhiwei Zhang, kepala ekonom di Pinpoint Asset Management, dilansir dari Reuters.

Di lain sisi, bursa Asia-Pasifik yang cenderung melemah terjadi di tengah bervariasinya bursa saham AS, Wall Street pada Jumat pekan lalu.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,23% ke posisi 32.803,469. Namun untuk indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite ditutup terkoreksi. S&P 500 turun 0,16% ke 4.145,19 dan Nasdaq melemah 0,5% menjadi 12.657,55.

Wall Street yang bervariasi terjadi setelah rilis data tenaga kerja AS melampaui ekspektasi pasar, di mana hal ini dapat meningkatkan kekhawatiran bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan kembali mengetatkan kebijakan moneternya pada September.

Sebelumnya pada Jumat pekan lalu, Departemen Tenaga Kerja AS mencatat ada sebanyak 528.000 lapangan kerja non-pertanian (non-farming payroll/NFP) tercipta di AS pada bulan lalu. Angka ini lebih tinggi dari periode sebelumnya yakni Juni lalu yang sebesar 398.000.

Hal tersebut juga melampaui ekspektasi analis dalam polling Dow Jones yang memprediksikan hanya 258.000 pekerjaan.

Sementara angka pengangguran turun tipis ke 3,5% dari 3,6%. Pertumbuhan upah juga meningkat 0,5% secara bulanan dan 5,2% secara tahunan. Hal tersebut memberikan sinyal bahwa inflasi yang tinggi masih akan tetap menjadi masalah.

Laporan tersebut sangat penting karena dijadikan data masukan oleh The Fed sebelum memutuskan seberapa banyak kenaikan suku bunga pada pertemuan selanjutnya pada September.

Dengan masih positifnya data ketenagakerjaan AS pada bulan lalu, bukan tidak mungkin The Fed masih akan menaikkan suku bunga acuannya secara agresif dalam beberapa bulan ke depan.

Di lain sisi, kenaikan Wall Street lebih lanjut tampaknya bergantung pada kepercayaan investor terhadap The Fed mengenai perjuangannya melawan inflasi yang akan terlihat pada rilis data inflasi AS per Juli 2022 yang akan dirilis pada Rabu mendatang waktu Indonesia.

Konsensus analis dalam survei Trading Economics memprediksikan angka inflasi AS Juli 2022 akan menurun ke 8,7% dari bulan sebelumnya di 9,1%.

Reli pada bursa saham AS memang merupakan angin segar bagi investor global dan diharapkan dapat menular terhadap bursa Asia-Pasifik.

Namun, investor masih harus tetap berhati-hati karena perusahaan manajer aset terbesar di dunia, Blackrock memprediksikan bahwa akan lebih banyak volatilitas ke depannya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bursa Asia Anjlok Usai Trump Umumkan Tarif Impor Jepang-Korsel