
Akhir Pekan Investor Happy, Bursa Asia Berakhir Bergairah

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik ditutup kembali cerah bergairah pada perdagangan Jumat (5/8/2022), di mana investor cenderung mengabaikan ketegangan di Taiwan.
Bursa saham Taiwan pada hari ini ditutup melesat, meski ada latihan militer China di kawasan tersebut. Indeks Taiex melejit 2,27% ke posisi 15,036.04 dan memimpin penguatan bursa Asia-Pasifik pada hari ini.
Sedangkan bursa saham di kawasan China lainnya juga menghijau. Bursa utama China yakni indeks Shanghai Composite China ditutup melonjak 1,19% ke 3.227,03 dan indeks Shenzhen Component melompat 1,69% ke 12.269,21. Sementara untuk indeks Hang Seng Hong Kong ditutup naik 0,14% ke posisi 20.201,939.
Adapun untuk bursa saham Asia-Pasifik lainnya juga menghijau pada perdagangan akhir pekan ini.
Indeks Nikkei Jepang ditutup melesat 0,87% ke 28.175,869, ASX 200 Australia menguat 0,58% ke 7.015,6, Straits Times Singapura bertambah 0,4% ke 3.282,88, KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,72% ke 2.490,8, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melaju 0,39% menjadi 7.084,655.
Tampaknya, pasar tidak terdampak dari latihan militer China di sekitar Taiwan. Pelaku pasar juga cenderung tidak terlalu memperdulikan hal tersebut.
Diketahui, China meluncurkan total 11 rudal balistik ke sekitar Taiwan. Ini dilakukan kala negeri itu melakukan latihan militer besar-besaran Kamis kemarin.
Mengutip AFP, latihan militer tersebut adalah buntut akan kemarahan pemerintah Xi Jinping terhadap kedatangan Ketua DPR AS, Nancy Pelosi ke pulau itu. Menurut Beijing, itu sama saja mendukung kemerdekaan Taipe. Padahal, Pelosi telah meninggalkan Taiwan Rabu lalu.
Taiwan sendiri mengutuk tindakan itu sebagai "irasional yang merusak perdamaian regional". Empat bahkan diyakini terbang di atas pulau utama Taiwan.
Tak hanya di sekitar Taiwan saja, rudal balistik yang ditembakkan oleh militer China diyakini telah mendarat di zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang untuk pertama kalinya. Ini ditegaskan Menteri Pertahanan Jepang, Nobuo Kishi pada Kamis kemarin waktu setempat.
"Lima dari sembilan rudal balistik yang diluncurkan oleh China diyakini telah mendarat di ZEE Jepang," kata Kishi kepada wartawan saat China mengadakan latihan militer besar-besaran di perairan sekitar Taiwan, dikutip AFP.
Kishi juga menyebut bahwa latihan militer tersebut sebagai "masalah serius," menurut laporan NBC News.
Di lain sisi, saham Alibaba di Hong Kong ambles 2,42%, setelah perusahaan melaporkan pertumbuhan pendapatan yang mendatar, meskipun pendapatan kuartal pertama fiskal mengalahkan ekspektasi pasar.
Sementara itu dari Amerika Serikat (AS), kontrak berjangka (futures) indeks bursa AS bergerak lebih tinggi, meski tipis di pra-pembukaan (pre-opening) perdagangan, di mana bursa saham AS berada di jalurnya untuk kenaikannya secara mingguan.
Investor di global pada hari ini menanti rilis data ketenagakerjaan AS pada malam nanti waktu Indonesia.
Berdasarkan konsensus yang dihimpun Reuters, perekonomian Negeri Paman Sam pada Juli diperkirakan menciptakan 230.000 lapangan kerja non-pertanian (non-farming payroll/NFP). Jauh lebih sedikit ketimbang bulan sebelumnya yakni 372.000. Jika terwujud, maka akan jadi yang terendah sejak Desember 2020.
Kondisi ketenagakerjaan Negeri Paman Sam yang memburuk ini bisa membuat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan cenderung lebih dovish. Ke depan, bisa saja Ketua The Fed, Jerome Powell dan sejawat akan mengurangi agresivitas kenaikan suku bunga acuan.
Inflasi AS memang tinggi, bahkan menyentuh rekor yang tertinggi dalam lebih dari empat dekade. Namun tidak hanya menjaga inflasi, The Fed juga diberi mandat lain yaitu mengawal penciptaan lapangan kerja seluas-luasnya (maximum employment).
Kenaikan suku bunga acuan mungkin bisa meredam inflasi. Saat suku bunga tinggi, maka ekspansi rumah tangga dan dunia usaha akan tertahan. Ini membuat permintaan berkurang sehingga tekanan inflasi mereda.
Di sisi lain, kenaikan suku bunga bisa menjadi tidak kondusif bagi penciptaan lapangan kerja. Saat dunia usaha sulit melakukan ekspansi karena terbentur bunga mahal, maka penciptaan lapangan kerja tentu lebih terbatas.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perdagangan Perdana di 2024, Bursa Asia Dibuka Beragam
