
Warning! Cadev RI Anjlok, Terparah Sejak Pandemi Covid-19

Besarnya cadangan devisa yang terkuras juga tidak lepas dari kebijakan BI yang hingga saat ini masih enggan menaikkan suku bunga. Namun dampaknya, pertumbuhan ekonomi Indonesia jadi moncer.
Saat BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) terus di tahan di 3,5%, dan The Fed terus mengerek FFR, maka selisihnya suku bunga semakin menyempit. Kemudian imbal hasil (yield) obligasi AS dengan Indonesia juga menyempit, alhasil capital outflow masif terjadi dari dalam negeri, khususnya pasar obligasi yang pada akhirnya menekan rupiah.
Namun, BI tetap enggan menaikkan suku bunga, dan memilih kebijakan lain guna menstabilkan rupiah, seperti mengakselerasi kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM), mendorong kenaikan suku bunga antar bank tenor di atas satu pekan, dan menjual SBN guna menyerap likuiditas. Selain itu, tentunya triple intervention yang membuat cadangan devisa tergerus.
Inflasi inti yang masih rendah menjadi alasan utama BI terus mempertahankan suku bunganya.
BI memastikan kebijakan suku bunga acuan atau BI 7 days reverse repo rate mempertimbangkan kondisi dalam negeri, bukan situasi Amerika Serikat.
Hal ini disampaikan oleh Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Senin (1/8/2022).
"Dasar utama kebijakan suku bunga didasarkan perkiraan inflasi inti ke depan dan keseimbangan dengan pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian tak otomatis suku bunga bank sentral negara lain naik, suku bunga BI juga naik," jelasnya.
Langkah BI menahan suku bunga berbuah manis. Pertumbuhan ekonomi Indonesia melesat.
Badan Pusat Statistik (BPS) pagi ini mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2022 tumbuh 5,44% dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau year-on-year (yoy). Sedangkan dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/qtq), ekonomi tumbuh 3,72%.
"Pertumbuhan ekonomi secara qtq 3,72% dan yoy sebesa 5,44%," ungkap Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Jumat (5/8/2022).
Realisasi tersebut bahkan lebih tinggi dari polling Reuters sebesar 5,13% (yoy).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)[Gambas:Video CNBC]