IHSG Terbang 5 Hari, Ini Sektor yang Menarik Dipantau

Putra, CNBC Indonesia
Jumat, 05/08/2022 13:02 WIB
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah menguat 4 hari beruntun sepanjang pekan ini, dan hari ini memasuki hari kelima. 

Akhir pekan lalu, IHSG ditutup di 6.951,12. Namun pada perdagangan kemarin IHSG ditutup di atas level psikologis 7.000.

Pada penutupan perdagangan sesi I hari ini, Jumat (5/8/2022), IHSG terpantau menguat 0,19% ke 7.070,57. IHSG sempat melemah ke zona merah dan menyentuh posisi terendah di 7.045,98.


Namun katalis positif dari rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2022 menjadi pendorong IHSG untuk kembali ke zona hijau.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia tumbuh 5,44% secara year on year (yoy) pada kuartal II-2022.

Angka pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut lebih tinggi dari perkiraan konsensus pasar yang memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh 5,17%.

Katalis positif lain datang dari kinerja keuangan bank kakap dengan bobot terhadap indeks besar seperti BBCA, BBRI, BMRI dan BBNI yang sangat impresif dengan pertumbuhan laba di kisaran 25-98% pada semester I-2022.

Saham-saham perbankan raksasa ini memang sedang layak untuk diperhatikan pasca rilis kinerja keuangan yang oke di Q2 tersebut. Harga saham-saham big bank tersebut memang cenderung mengalami penguatan sehingga menjadi salah satu mover untuk IHSG.

Terlebih untuk BBCA yang berhasil menguat 6,46% sepekan terakhir. BBCA mengungguli bank-bank kakap lainnya karena perbankan raksasa lain masih terserang sentimen kenaikan suku bunga di mana disebut-sebut BI akan menaikkan suku bunga acuan bulan ini atau paling lambat bulan depan.

BBCA menjadi perbankan raksasa yang paling kuat di tengah sentimen kenaikan suku bunga yang berpotensi berdampak kepada margin keuntungan yakni Net Interest Margin (NIM) karena BBCA didukung oleh Current Account Savings Account (CASA) yang kuat.

CASA merupakan sumber dana murah bagi perbankan sehingga apabila suku bunga naik, dampaknya akan lebih kecil kepada bank yang memiliki CASA kuat.

Kendati menjadi sentimen positif, tetapi penguatan IHSG yang terjadi dalam 4 hari beruntun rawan memicu adanya aksi profit taking yang membuat IHSG bisa melemah.

Adapun jika melihat indikator teknikal Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum, IHSG sudah mendekati area jenuh belinya di kisaran 70-80.

Memang ruang penguatan menuju level 7.100 masih terbuka. Namun potensi penguatannya tetap terbatas.

Apabila IHSG sudah menyentuh area jenuh belinya maka patut diwaspadai akan terjadi pembalikan arah dari pergerakan indeks.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(trp/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat