Tanda-tanda IHSG Hijau Lagi Nih... Bursa Asia Cerah

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
04 August 2022 08:42
Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik dibuka menghijau pada perdagangan Kamis (4/8/2022), menyusul bursa saham Amerika Serikat (AS) yang kembali bergairah pada perdagangan Rabu kemarin waktu setempat.

Indeks Nikkei Jepang dan Shanghai Composite China dibuka menguat 0,69%, Hang Seng Hong Kong melesat 1,39%, Straits Times Singapura bertambah 0,22%, ASX 200 Australia naik 0,21%, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,64%.

Bursa Asia-Pasifik yang cenderung cerah terjadi setelah bursa saham AS, Wall Street kembali bergairah pada perdagangan Rabu kemarin waktu setempat, setelah dua hari sebelumnya terkoreksi.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melesat 1,29% ke posisi 32.812,5, S&P 500 melonjak 1,56% ke 4.155,17, dan Nasdaq Composite melejit 2,59% menjadi 12.668,16.

Rilis laporan keuangan emiten jadi sumber tenaga bagi laju Wall Street. PayPal, misalnya, mengumumkan laba per saham (Earnings per Share/EPS) pada kuartal II-2022 adalah US$ 93 sen. Lebih tinggi dibandingkan proyeksi pasar yaitu US$ 86 sen.

Sepanjang 2022, PayPal memperkirakan EPS ada di US$ 3,87-3,97. Naik dibandingkan proyeksi sebelumnya yaitu US$ 3,82-3,93.

Pasar menyambut baik masuknya Elliot Management sebagai pemegang saham PayPal. Elliott kini memiliki saham PayPal lebih dari US$ 2 miliar.

"(PayPal) memiliki jejak yang tidak terkalahkan dalam hal bisnis sistem pembayaran," kata Jesse Cohn, Managing Partner Elliott, seperti diberitakan Reuters.

Starbucks juga melaporkan kinerja keuangan yang ciamik. Pada kuartal III tahun fiskal yang berakhir 3 Juli 2022, EPS emiten kedai kopi ini ada di US$ 84 sen. Lebh tinggi ketimbang konsensus pasar yakni US$ 75 sen.

Penjualan minuman dingin mendongkrak laba Starbucks. Minuman dingin ini begitu diminati sampai-sampai menyumbang sekitar 75% dari total penjualan minuman di kedai Starbucks.

Di lain sisi, positifnya data aktivitas jasa AS pada periode Juli 2022 juga turut mendorong Wall Street kembali bergairah.

Institute of Supply Management (ISM) melaporkan aktivitas jasa yang diukur dengan Purchasing Managers' Index (PMI) pada Juli 2022 berada di 56,7. Naik dari bulan sebelumnya yang sebesar 55,3 sekaligus mengakhiri penurunan yang sebelumnya terjadi tiga bulan beruntun.

PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Kalau masih di atas 50, artinya dunia usaha sedang dalam fase ekspansi.

Kabar dari ISM ini amat melegakan, karena jasa menyumbang dua pertiga dari total aktivitas ekonomi di Negeri Paman Sam. Jadi, ada harapan bahwa AS bisa segera keluar dari resesi.

Selain itu, komentar dari Presiden bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) St. Louis, James Bullard juga mendorong sentimen. Dia tidak berpikir bahwa ekonomi AS berada di zona resesi dan kenaikan suku bunga acuan untuk meredam inflasi masih akan berlanjut.

"Kita harus melihat bukti yang menyakinkan di seluruh papan, berita utama dan ukuran inflasi inti lainnya, semuanya turun secara menyakinkan sebelum kita merasa telah melakukan pekerjaan kita," tuturnya dikutip CNBC International.

Senada, Presiden Fed San Francisco, Mary Daly mengatakan bahwa pekerjaan The Fed untuk meredam inflasi jauh dari selesai.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perdagangan Perdana di 2024, Bursa Asia Dibuka Beragam

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular