
BUMN Punya Saham di Emiten Benang, Ini Kata Dirut PT INTI

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan BUMN yang bergerak di bidang telekomunikasi, PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) atau disingkat INTI mengatakan kepemilikan atas sebagian saham di emiten benang PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk (SBAT) alias SBA Textile, disebabkan karena saham tersebut adalah bentuk tanggung jawab sebagai pembayaran utang partner INTI yang sudah menjadi bad debt cukup lama.
Belum lama ini, PT INTI diketahui menjual sebagian sahamnya di SBA Textile. Edi Witjara, Direktur Utama PT INTI mengatakan kalau hasil dana penjualan saham SBAT akan digunakan untuk working capital.
"PT INTI menjual (saham SBAT) dalam rangka mendapatkan cash untuk operasional perusahaan," jelas Edi kepada CNBC Indonesia, Rabu (3/8/2022).
Edi menjelaskan, bahwa PT INTI jadi memiliki saham di SBA Textile dalam rangka konversi utang dari mitra tersebut. Adapun utang tersebut sudah jadi masalah di periode sebelumnya. Ke depannya, bisa saja PT INTI akan menjual lagi saham tersebut, yang saat ini bersisa sekitar 14,31%.
"Saham tersebut bentuk solusi pembayaran utang. Kalau ada yang (mau) beli, akan dijual optimal," pungkasnya.
Sebelumnya diketahui, PT INTI menjual perlahan sebagian kepemilikan sahamnya di emiten produsen benang PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk (SBAT) alias SBA Textile.
Penjualan ini dilakukan sebanyak tiga kali sejak tanggal 12 Juli 2022 lalu dengan total yang dilepas sejumlah 20 juta saham.
Saham SBAT sendiri diketahui diperdagangkan nyaris secara eksklusif di harga terendah Rp 50/saham dalam setahun terakhir, kecuali dalam beberapa kali kesempatan sempat naik sebentar namun langsung turun ke level terendah dan mengundang perhatian otoritas bursa yang meminta keterangan atas volatilitas transaksi.
Transaksi penjualan saham milik INTI di SBAT terakhir kali dilakukan pada 29 Juli, sehingga kini bersisa 680 juta saham atau setara dengan 14,31% kepemilikan.
INTI yang selama lebih dari 30 tahun berperan sebagai pemasok utama pembangunan jaringan telepon nasional, diketahui memiliki saham emiten produsen benang tersebut sejak akhir April 2021 lalu.
Untuk diketahui, selain diperdagangkan di batas harga terbawah, saham SBAT juga memperoleh notasi X dari BEI atau dalam kata lain masuk dalam pemantauan khusus otoritas bursa.
(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! 1 BUMN dan 2 Anak Usaha BUMN Ini Sedang Dipantau Bursa