BUMN Ini Diam-Diam Cicil Jual Saham Emiten Benang (SBAT)

Feri Sandria, CNBC Indonesia
02 August 2022 12:15
SBA Textile
Foto: Dok Perusahaan

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan BUMN yang bergerak di bidang telekomunikasi, PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) atau disingkat INTI, diketahui menjual perlahan sebagian kepemilikan sahamnya di emiten produsen benang PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk (SBAT) alias SBA Textile. 

Penjualan ini dilakukan sebanyak tiga kali sejak tanggal 12 Juli 2022 lalu dengan total yang dilepas sejumlah 20 juta saham.

Saham SBAT sendiri diketahui diperdagangkan nyaris secara eksklusif di harga terendah Rp 50/saham dalam setahun terakhir, kecuali dalam beberapa kali kesempatan sempat naik sebentar namun langsung turun ke level terendah dan mengundang perhatian otoritas bursa yang meminta keterangan atas volatilitas transaksi.

Transaksi penjualan saham milik INTI di SBAT terakhir kali dilakukan pada 29 Juli, sehingga kini bersisa 680 juta saham atau setara dengan 14,31% kepemilikan.

INTI yang selama lebih dari 30 tahun berperan sebagai pemasok utama pembangunan jaringan telepon nasional, diketahui masuk ke emiten tekstil tersebut sejak akhir April 2021 lalu.

Tan Heng Lok yang merupakan pengendali SBAT diketahui mengubah menjadi warkat 200 juta saham atau setara dengan 9,31% kepemilikan kepada INTI pada 20 April 2021.

Dalam waktu berdekatan Tan Heng Lok juga melepas 115,30 juta saham kepada investor lainnya dengan nilai transaksi mencapai Rp 7,34 miliar dan dilakukan dalam tiga hari perdagangan berbeda.

Dalam keterangan yang sama, penjualan saham ke INTI dan investor lainnya disebutkan Tan Heng Lok bertujuan untuk memperkuat portofolio perusahaan.

Setelah menggenggam 9,31% saham SBAT, BUMN telekomunikasi yang berkantor pusat di Bandung tersebut kembali menambah kepemilikan saham hingga mencapai nyaris 15% di emiten tekstil yang juga berkantor pusat di Kota Bandung. Sebelum akhirnya dilepas perlahan dalam beberapa waktu terakhir.

Pada tiga bulan pertama tahun ini, SBAT membukukan pendapatan yang turun 22% menjadi Rp 33,95 miliar. Sementara itu, rugi bersih perusahaan membengkak naik 84% menjadi Rp 15,44 miliar.

Selain diperdagangkan di batas harga terbawah, saham SBAT juga memperoleh notasi X dari BEI atau dalam kata lain masuk dalam pemantauan khusus otoritas bursa.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(fsd/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Erick Thohir Tambah Komisaris PT INTI, Kapan IPO?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular