Tensi AS-China Memanas, Tapi Bursa Asia Dibuka Menghijau

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
03 August 2022 08:42
Men are seen near the new Beijing Stock Exchange building at the Financial Street, in Beijing, China, November 15, 2021. REUTERS/Tingshu Wang
Foto: REUTERS/TINGSHU WANG

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka menguat pada perdagangan Rabu (3/8/2022), di tengah tensi geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dan China yang kembali memanas setelah kedatangan Ketua DPR AS, Nancy Pelosi ke Taiwan.

Indeks Nikkei Jepang dibuka menguat 0,28%, Hang Seng Hong Kong melesat 0,83%, Shanghai Composite China bertambah 0,45%, dan KOSPI Korea Selatan naik tipis 0,06%.

Sedangkan untuk indeks ASX 200 Australia dibuka melemah 0,66% dan Straits Times Singapura turun 0,14%.

Pada perdagangan kemarin, bursa Asia-Pasifik secara mayoritas ditutup melemah, di mana bursa saham Hong Kong dan China menjadi yang paling parah, karena terbebani oleh ketegangan antara AS-China yang kembali memanas.

Ketua House of Representatives, Pelosi telah tiba di Taiwan pada Senin malam waktu setempat. Pelosi menyebut kunjungan tersebut sebagai bentuk solidaritas terhadap Taiwan.

"Kunjungan kami ke Taiwan adalah bentuk penghormatan dan dukungan AS terhadap demokrasi. Solidaritas AS terhadap 23 juta rakyat Taiwan adalah sangat penting untuk saat ini, karena dunia sedang dihadapkan kepada pilihan demokrasi atau otokrasi," kata Pelosi usai mendarat di Taipei, sebagaimana diwartakan Reuters.

China tentu meradang. Pasalnya, selama ini China tidak mengakui kedaulatan Taiwan sebagai sebuah negara. Taiwan, menurut China, adalah salah satu dari provinsi mereka.

Kebijakan One China Policy alias hanya ada satu China membuat Negeri Tirai Bambu geram terhadap ulah AS, terutama Pelosi. Sebagai catatan, ini adalah kunjungan pertama Ketua House of Representatives Negeri Adidaya ke Taiwan dalam 25 tahun terakhir.

"Kunjungan ini berdampak parah terhadap fondasi hubungan AS-China. Ini juga merupakan pelanggaran serius terhadap kedaulatan dan integritas wilayah China," tegas Kementerian Luar Negeri China melalui keterangan tertulis.

Tidak hanya mengecam, China pun menggertak dengan mengutus sejumlah pesawat tempur untuk terbang di atas Selat Taiwan sebelum kehadiran Pelosi. Pihak militer China mengungkapkan mereka sedang memasang mode kewaspadaan tinggi dan akan melancarkan operasi militer dengan target khusus (targeted military operations).

Militer China juga menggelar Latihan tempur baik matra laut maupun udara di Selat Taiwan. Negara yang dipimpin oleh Presiden Xi Jinping itu pun disebut-sebut siap untuk menguji misil di wilayah timur perairan Taiwan.

Tak hanya bursa Asia-Pasifik saja, bursa saham AS, Wall Street juga terpengaruh dari tensi geopolitik AS-China yang kembali memanas.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup ambles 1,23% ke posisi 32.396,17, S&P 500 melemah 0,67% ke 4.091,19, dan Nasdaq Composite turun 0,16% menjadi 12.348,76.

Meski pergerakan Wall Street pada Selasa kemarin 'tersengat' tensi geopolitik AS-China, tetapi sejatinya Wall Street masih berada di jalur positif.

Mengutip riset Bank of America, kinerja ciamik Wall Street selama Juli akan menjadi bekal untuk dua bulan berikutnya. Biasanya kalau terjadi kenaikan indeks saham 5% atau lebih dalam sebulan akan disusul oleh pertumbuhan positif selama dua bulan setelahnya.

Sejak awal bursa saham Negeri Paman Sam beroperasi, 59% terjadi kenaikan pada Agustus jika bulan sebelumnya naik setidaknya 5%. Rata-rata kenaikan indeks S&P 500 pada Agustus adalah 2,01%.

Ini kemungkinan masih berlanjut pada September. Sepanjang sejarah, 55% terjadi kenaikan pada September dengan rata-rata 0,73%.

So, walau Wall Street memberikan harapan, tetapi jika gaduh di Taiwan terus berlanjut maka akan menjadi risiko bagi pasar keuangan di Asia-Pasifik.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perdagangan Perdana di 2024, Bursa Asia Dibuka Beragam

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular