Bursa Asia Ditutup Berjatuhan, Beruntung IHSG Selamat
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik ditutup melemah pada perdagangan Selasa (2/8/2022), di tengah munculnya kembali ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dengan China, setelah kunjungan Ketua DPR AS, Nancy Pelosi ke Taiwan.
Hanya indeks ASX 200 Australia dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ditutup di zona hijau pada hari ini, di mana indeks ASX 200 ditutup naik tipis 0,07% ke posisi 6.998,1 dan IHSG berakhir menguat 0,28% menjadi 6.988,157.
Sedangkan sisanya ditutup di zona merah. Indeks Nikkei Jepang ditutup ambles 1,42% ke posisi 27.594,73, Hang Seng Hong Kong anjlok 2,36% ke 193.689,21, Shanghai Composite China ambruk 2,26% ke 3.186,27, Straits Times Singapura turun tipis 0,06% ke 3.239,15, dan KOSPI Korea Selatan melemah 0,52% menjadi 2.439,62.
Ketegangan antara AS dan China kembali terjadi setelah Ketua House of Representatives (DPR) AS, Nancy Pelosi dilaporkan akan tetap mengunjungi Taiwan.
Kunjungan tersebut telah diperingatkan oleh China. Bagi China, Taiwan adalah bagian dari negerinya dan kunjungan itu bisa berarti mendukung kemerdekaan.
Mengutip Reuters, Selasa hari ini, dua sumber mengatakan Pelosi dijadwalkan untuk bertemu dengan sekelompok kecil aktivis yang 'blak-blakan' tentang catatan hak asasi manusia (HAM) China selama dia tinggal di Taiwan. Hal ini mungkin dilakukan Rabu besok.
Melalui juru bicara kementerian luar negeri China, Zhao Lijian, Beijing mengatakan itu akan menjadi "campur tangan kotor" AS dalam urusan dalam negeri China. Negeri Tirai Bambu bahkan memperingatkan pada "perkembangan dan konsekuensi yang sangat serius".
"Kami ingin memberi tahu AS sekali lagi bahwa China siap siaga," tegasnya dalam konferensi pers, Senin sore waktu setempat.
"Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) tidak akan pernah tinggal diam, dan China akan mengambil tanggapan tegas dan tindakan balasan yang kuat untuk mempertahankan kedaulatan dan integritas teritorialnya," tambahnya.
Sementara itu, AS sendiri memberi peringatan ke China tak lama setelah konferensi pers Beijing. Gedung Putih menolak retorika China sebagai tidak berdasar dan tidak pantas.
China diminta agar tak bereaksi berlebihan terhadap perjalanan Nancy Pelosi ke Taiwan. Di mana ia disebut memiliki hak untuk mengunjungi pulau yang memiliki pemerintahan sendiri meskipun Beijing melihatnya sebagai tantangan yang sangat provokatif.
"China tidak perlu mengubah kunjungan Pelosi menjadi krisis," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby kepada wartawan, dikutip AFP.
Sementara itu dari Korea Selatan, inflasi dari sisi konsumen (Indeks Harga Konsumen/IHK) dilaporkan kembali meninggi pada Juli 2022.
Berdasarkan data Statistik Korea yang dirilis hari ini, IHK Negeri Ginseng pada bulan lalu naik menjadi 6,3% secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih tinggi dari Juni 2022 sebesar 6% dan sesuai dengan proyeksi para ekonom.
IHK Korea Selatan pada bulan lalu pun menjadi yang tertinggi sejak November 1998 sebesar 6,8%.
Tingginya inflasi tersebut disebabkan oleh harga energi dan makanan yang masih melambung.
Sementara itu, inflasi Juli 2022 secara bulanan (month-to-month/mtm) tercatat sebesar 0,5%. Realisasi itu sedikit di bawah inflasi bulanan pada Juni 2022 sebesar 0,6%, namun di atas konsensus ekonom sebesar 0,4%.
Adapun, tingginya inflasi tersebut membuat sentimen pengetatan lebih lanjut kebijakan bank sentral negara tersebut kian menguat. Pasalnya, inflasi tahunan terus berada di atas target sebesar 2% selama 16 bulan berturut-turut.
Bank sentral Korea Selatan (Bank of Korea/BoK) pun telah menaikkan suku bunga acuan menjadi 2,25% dari 0,5% selama setahun terakhir.
"Data hari ini menunjukkan tanda-tanda bahwa inflasi akan mulai melambat setelah kuartal saat ini, tetapi akan membutuhkan waktu lebih lama untuk ekspektasi inflasi mereda karena efek lagging," kata Oh Chang-sob, ekonom di Hyundai Motor Securities, dikutip dari Reuters.
Sementara itu dari Australia, bank sentral (Reserve Bank of Australia/RBA) kembali menaikkan suku bunga acuannya pada hari ini. Dengan demikian, RBA di bawah pimpinan Gubernur Philip Lowe sudah menaikkan suku bunga dalam 4 bulan beruntun.
Dalam pengumuman kebijakan moneter siang tadi, RBA menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bp) menjadi 1,85%, menjadi yang tertinggi dalam 6 tahun terakhir. Hal ini sesuai dengan prediksi pasar yang memperkirakan bahwa bank sentral Negeri Kanguru akan kembali menaikkan suku bunganya hari ini.
Gubernur Lowe menyatakan kebijakan tersebut diambil guna meredam inflasi yang sudah jauh dari target.
Biro Statistik Australia pada pekan lalu melaporkan inflasi kuartal II-2022 menembus 6,1% secara tahunan (year-on-year/yoy). Kemudian inflasi inti tembus 4,9% (yoy), lebih tinggi dari kuartal I-2022 sebesar 3,7%.
Lowe mengatakan RBA sudah berada pada jalur penurunan inflasi sambil menjaga stabilitas ekonomi, tetapi memerlukan waktu yang cukup lama.
"Jalan untuk mencapai target ini sempit dan dipenuhi ketidakpastian, terutama akibat perkembangan global," kata Lowe sebagaimana dilansir news.com.au.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/vap)