Ada yang Tarik BBCA Cs Jelang Akhir Perdagangan, IHSG Selamat

Putra, CNBC Indonesia
02 August 2022 15:27
Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau pada perdagangan Selasa (2/8/2022).

IHSG ditutup naik 0,28% dan ditutup di 6.988,16. IHSG diangkat di menit menit terakhir pada sesi pre-closing dimana saham-saham berkapitalisasi pasar besar seperti BBCA, BBRI, BBNI, dan BMRI melonjak saat penutupan perdagangan.

IHSG sukses berakhir di zona hijau ketika mayoritas indeks saham Asia melemah. Bahkan indeks Hang Seng dan Shang Hai Composite yang melemah lebih dari 2%.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi di bulan Juli 2022 meningkat 4,94% secara tahunan atau lebih tinggi dari konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia di 4,83%.

Laju inflasi aktual bulan Juli menjadi yang tertinggi sejak bulan Oktober 2015. Kendati inflasi umum naik ke level tertinggi dalam lebih dari 6 tahun terakhir, tetapi inflasi inti masih terjaga.

Mengacu pada laporan BPS, inflasi inti juga meningkat 2,86% secara tahunan padahal sebelumnya hanya 2,63%.
Di sisi lain aktivitas sektor manufaktur RI juga masih ekspansif meski diwarnai dengan gejolak yang terjadi pada perekonomian global.

Indeks PMI manufaktur Indonesia berada di posisi 51,3 pada Juli 2022, atau naik 1,1 poin dari bulan sebelumnya di 50,3. Kinerja ekonomi domestik yang masih solid sejauh ini menjadi katalis positif untuk aset berisiko seperti saham.

Di pekan ini, investor juga menanti rilis data pertumbuhan ekonomi untuk kuartal II-2022. Setelah mengalami ekspansi di kuartal pertama dengan pertumbuhan 5,01%, pelaku pasar masih memperkirakan ekonomi Indonesia di kuartal II-2022 bisa tumbuh ekspansif di laju 5,13%.

Namun kekhawatiran akan perlambatan bahkan resesi ekonomi global tampaknya masih menjadi sentiment penggerak pasar.

Harga minyak mentah pun ambrol karena saat ekonomi melambat permintaan terhadap si emas hitam pun ikut turun.

Harga minyak mentah acuan dunia turun ke bawah US$ 100/barel seiring dengan dua raksasa ekonomi dunia yang mengalami perlambatan.

Tidak hanya di AS, perekonomian China juga bermasalah. PMI manufaktur China versi Caixin pada Juli 2022 berada di 50,4. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 51,7.

Menurut versi Biro Statistik Nasional (NBS), PMI China lebih rendah lagi yaitu 49 pada Juli 2022. PMI di bawah 50 menandakan dunia usaha sedang mengalami kontraksi, tidak ada ekspansi.


TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular