Ambruk! Harga Batu Bara Turun Nyaris 3% ke Bawah US$ 400/Ton
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara langsung anjlok pada perdagangan awal Agustus. Pada perdagangan Senin (1/8/2022), harga batu kontrak September di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 393,4 per ton. Harga batu bara jatuh 2,98% dibandingkan hari sebelumnya.
Harga tersebut adalah yang terendah sejak 21 Juli lalu. Pelemahan kemarin juga membuat batu bara terlempar dari level psikologis US$ 400 per ton.
Secara keseluruhan, harga batu bara sudah amblas 4,3% dalam sepekan secara point to point. Dalam sebulan, harga batu bara juga melambung 4,9% sementara dalam setahun masih melesat 166,7%.
Pelemahan harga batu bara disebabkan oleh melandainya permintaan karena pasokan di Eropa sudah mencukupi. "Harga batu bara tertekan karena pasokan yang memadai dan sepinya aktivitas perdagangan. Pasar sangat sepi karena libur musim panas sudah dimulai," tutur salah seorang broker batu bara, seperti dikutip dari Montel News.
Broker tersebut menambahkan fakta bahwa Eropa akan mulai memberlakukan larangan impor batu bara dari Rusia 10 Agustus mendatang juga tidak cukup menggerakkan pasar. Pasalnya, pasokan yang memadai membuat mereka tidak terburu-buru melakukan pengiriman.
"Pengiriman masih bisa diamankan termasuk dari Amerika Serikat," imbuhnya.
Inventori batu bara pada pelabuhan ARA (Amsterdam, Rotterdam, dan Antwerp) masih tinggi bahkan mendekati rekor tertingginya dalam tiga tahun terakhir. Eropa sudah melakukan pengiriman besar-besaran pada Juni dan Juli untuk mengisi pasokan.
Impor batu bara thermal melalui pelabuhan barat daya Eropa diperkirakan mencapai 6,5 juta ton pada Juli, turun 0,2 juta ton dibandingkan Juni tetapi melonjak 5,1 juta ton dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
Sementara itu, pemerintah Jerman akhirnya akan mengoperasikan pembangkit listrik batu bara di Lower Saxony hingga April mendatang. Pengoperasian kembali pembangkit tersebut lebih pendek daripada yang direncanakan semula yakni 2024.
Jerman akan mengoperasikan kembali sejumlah pembangkit listrik batu bara mereka untuk menggantikan pasokan gas yang terpangkas.
Pelemahan harga batu bara juga disebabkan oleh keputusan sejumlah negara untuk memanfaatkan diskon harga dari Rusia seperti India dan China. Aliran batu bara dari Rusia membuat tekanan harga bisa sedikit mereda.
Berdasarkan data S&P Global Commodities at Sea, India mengimpor batu bara thermal dari Rusia sebanyak 5,3 juta tin pada Februari-Juli, melonjak 104% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Rusia kini menggantikan posisi Australia dan AS sebagai pemasok besar untuk India. Pengiriman dari Rusia hanya kalah dari Indonesia dan Afrika Selatan.
"Awalnya saat Rusia memberi diskon besar kami tidak siap karena mereka menggunakan yuan dan rubel untuk bertransaksi. Namun, dalam empat minggu terakhir, bank-bank India beradaptasi dan sekarang impor Rusia meningkat tajam," tutur salah seorang sumber kepada S&P Global Commodity Insights.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)