Inflasi Juli 4,94%, IHSG Sesi I Bertahan di Zona Hijau

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
Senin, 01/08/2022 11:42 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir menguat pada penutupan perdagangan sesi I Senin (1/8/2022) pasca Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data inflasi Indonesia periode Juli 2022 yang semakin meninggi.

IHSG dibuka menguat 0,43% di posisi 6.980,96 dan ditutup di zona hijau dengan apresiasi 0,28% atau 19,75 poin ke 6.970,88 pada penutupan perdagangan sesi pertama pukul 11:30 WIB. Nilai perdagangan tercatat turun ke Rp 8,56 triliun dengan melibatkan lebih dari 16 miliar saham.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak perdagangan dibuka IHSG sudah menguat. Pada pukul 09:30 WIB IHSG terpantau berhasil menembus level 7.000 dan konsisten berada di zona hijau hingga penutupan perdagangan sesi I.


Level tertinggi berada di 7.005,29 sekitar pukul 09:30 WIB dan level terendah berada di 6.955,57 sesaat sebelum penutupan perdagangan. Mayoritas saham siang ini menguat yakni sebanyak 261 unit, sedangkan 247 unit lainnya melemah, dan 165 sisanya stagnan.

IHSG cenderung mengikuti pergerakan bursa saham AS, Wall Street yang masih cerah pada perdagangan akhir pekan lalu. Padahal bulan lalu, ada rapat bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) yang memutuskan kenaikan suku bunga acuan sebanyak 75 basis poin (bp).

Sepanjang tahun ini, Ketua The Fed, Jerome 'Jay' Powell sudah menaikkan Federal Funds Rate/FFR sebanyak 225 bp dan kemungkinan besar masih berlanjut.

Era suku bunga tinggi adalah musuh bagi pasar saham. Sebab, biaya ekspansi emiten menjadi lebih mahal sehingga dapat menggerus laba. Investor pun sulit berharap dividen tinggi.

Sebelumnya, The Fed sempat mengisyaratkan bahwa ke depannya laju kenaikan suku bunga dapat melambat. Di sisi lain, The Fed mempertimbangkan faktor pertumbuhan ekonomi. Jika suku bunga naik terlampau tinggi, maka pertumbuhan ekonomi AS akan semakin tertekan.

Dari dalam negeri, untuk perdagangan perdana pekan ini, investor patut mencermati sentimen yang bisa menggerakkan pasar yakni rilis data inflasi Juli 2022.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data inflasi Indonesia periode Juli 2022. Hasilnya tidak jauh dari ekspektasi, inflasi semakin tinggi.

Kepala BPS Margo Yuwono melaporkan laju inflasi domestik bulan lalu adalah 0,64% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm).Lebih tinggi dibandingkan Juni 2022 yang sebesar 0,61%.

Namun secara tahunan (year-on-year/yoy), laju inflasi terakselerasi. Inflasi Juli 2022 tercatat 4,94% yoy, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang 4,35% sekaligus jadi yang tertinggi sejak Oktober 2015.

Laju inflasi yang semakin cepat ini perlu diwaspadai. Sebab, inflasi menjadi salah satu pertimbangan bagi Bank Indonesia (BI) untuk menentukan suku bunga acuan.

Apabila inflasi semakin tinggi, apalagi inflasi inti, maka BI tidak akan segan untuk menaikkan suku bunga acuan seperti bank sentral di berbagai negara. Ketika rezim suku bunga rendah resmi berakhir, maka akan ada risiko pertumbuhan ekonomi bakal melambat.

Perdagangan hari ini juga menandai perdagangan perdana di bulan Agustus. Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir sejak 2012-2021, IHSG cenderung melemah 0,9% di bulan Agustus.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aum)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Iran Vs Israel Membara, Kemana Dana Investor Kakap Lari?