Kabar Pasar Hari Ini: Kinerja Emiten Hingga Cuan Dari DCII

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
01 August 2022 07:48
Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Terdampak Perang, Laba Garuda Food Turun 8% Jadi Rp 213,61 M

Emiten konsumer, PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) mencatatkan laba bersih Rp 213,61 miliar semester pertama tahun ini. Nilai ini turun 8,11% dari periode yang sama tahun lalu, Rp 232,46 miliar.

Paulus Tedjosutikno, Direktur GOOD mengatakan, penurunan itu dipengaruhi oleh kenaikan harga beberapa komoditas bahan baku sebagai dampak kondisi pandemi dan konflik Rusia-Ukraina yang berkepanjangan sehingga memicu kelangkaan kontainer, tingginya freight cost dan kelangkaan bahan baku.

"Kenaikan harga yang terjadi sangat cepat dan tidak terkendali ini (hiperinflasi) sudah dirasakan perseroan sejak semester II-2021 sehingga biaya produksi Perseroan juga ikut terimbas naik," jelas Paulus dalam keterangan resmi, Jumat (29/7/2022).

Harga Batu Bara Menghangat, Kinerja BUMI yang Membara

PT Bumi Resources Tbk membukukan pendapatan US$ 1,01 miliar sepanjang periode 2021. Jumlah ini naik 27,6% jika dibandingkan dengan perolehan tahun sebelumnya USD 790,4 juta.
Dengan pertumbuhan pendapatan tersebut, BUMI berhasil mencetak laba komprehensif tahun berjalan sebesar USD 223,4 juta, setelah sebelumnya sempat mengalami kerugian pada 2020 sebesar USD 337,4 juta.

Adapun rata-rata harga jual batu bara BUMItercatat mengalami kenaikan dari USD 44,2 per ton pada 2020, menjadi USD 67,4 per ton pada 2021.

"Harga batu bara dunia terus meroket dengan tingkat kenaikan sebesar 85,6% sepanjang 2021 dan ditutup pada harga USD 151,8 per ton, bahkan harga tertinggi sepanjang sejarah berhasil menyentuh USD 400 per ton," kata Direktur BUMI R.A. Sri Dharmayanti, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPTS), Jumat (29/7/2022).

Rugi Bank Aladin Membengkak Naik 25 Kali Lipat Jadi Rp 80 M

Emiten perbankan digital, Bank Aladin Syariah (BANK), mencatatkan rugi bersih Rp 80,77 miliar pada semester pertama 2022. Angka tersebut membengkak 25 kali lipat dari kerugian periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,13 miliar.

Kerugian ini terjadi kendati total pendapatan pengelolaan dana oleh bank sebagai mudharabah meningkat menjadi Rp 33,04 miliar dari semula Rp 18,47 miliar pada akhir Juni 2021

Namun beban operasional perusahaan yang membengkak nyaris 200% membuat kinerja bottom line perusahaan semakin tertekan dalam. Total beban operasional perusahaan naik menjadi Rp 105,58 miliar dari semula tercatat hanya 37,88 miliar.

(RCI/dhf)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular