Top Gainers-Losers

Lo Kheng Hong Effect: BMTR Masuk Top Gainers

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Senin, 01/08/2022 07:11 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah tipis pada perdagangan Jumat (29/7/2022) akhir pekan lalu. Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup turun tipis 0,08% di level 6.951,12 pada perdagangan akhir pekan lalu.

Sedangkan sepanjang pekan lalu, IHSG terpantau melesat 0,93% secara point-to-point (ptp). Dengan ini, maka IHSG telah menghijau dalam dua pekan beruntun

Pada perdagangan akhir pekan lalu, investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 619,5 miliar di seluruh pasar, dengan rincian sebesar Rp 529,61 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp 89,89 miliar di pasar tunai dan negosiasi.


BEI mencatat rata-rata nilai transaksi harian IHSG mencapai sekitaran Rp 17 triliun pada akhir pekan lalu, dengan melibatkan 32 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,3 juta kali. Di tengah kembali cerahnya IHSG pada pekan lalu, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Jumat pekan lalu.

Saham emiten Holding Grup MNC yakni PT Global Mediacom Tbk (BMTR) menjadi salah satu saham yang masuk ke jajaran top gainers pada Jumat akhir pekan lalu. Saham BMTR ditutup terbang 23,03% ke posisi harga Rp 406/saham.

Nilai transaksi saham BMTR pada perdagangan Jumat pekan lalu mencapai Rp 519,19 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 1,44 miliar lembar saham. Namun, investor asing melepas saham BMTR sebesar Rp 7,59 miliar di pasar reguler.

Menurut data perdagangan, hingga perdagangan akhir pekan lalu, sudah tiga hari berturut-turut saham BMTR bergairah. Dalam sepekan terakhir, saham BMTR sudah melejit hingga 40,97%. Sedangkan dalam sebulan terakhir, BMTR terbang 43,97%.

Kabar terbaru yang beredar menyebut jika BMTR dan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) bakal merger. Kabar ini terungkap dari unggahan instagram salah satu pelaku pasar modal, yakni Lukas Setia Atmaja.

Dalam akunnya tersebut, ia mengunggah foto antara value investor Lo Kheng Hong bersama bos MNC Group, Harry Tanoesoedibjo. Unggahan tersebut juga memuat caption dengan catatan salah satu pemicu kenaikan harga saham BMTR dan MNCN pada Kamis lalu, lantaran ada informasi terkait merger selama rapat umum pemegang saham (RUPS).

"Ada rencana MNCN dan BMTR dimerger," ujar Hary Tanoe pasca sesi tanya jawab RUPS usai. Meski demikian ia menegaskan kepada notaris bahwa hal tersebut bukan bagian dari resolusi RUPS.

Sebagai informasi, BMTR yang merupakan induk perusahaan media Grup MNC memiliki kapitalisasi pasar yang jauh lebih kecil dari anak dan cucu perusahaan. Tercatat perusahaan hanya bernilai Rp 5,47 triliun atau kurang dari 10% valuasi PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN).

Selain saham BMTR, terdapat pula saham emiten laptop bermerek Axioo yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 20 Juli lalu, yakni PT Tera Data Indonesia Tbk (AXIO). Saham AXIO ditutup melejit 17,95% ke posisi Rp 276/saham.

Nilai transaksi saham AXIO pada perdagangan akhir pekan lalu mencapai Rp 102,31 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 385,49 juta lembar saham. Asing mengoleksi saham AXIO sebesar Rp 84,36 juta di pasar reguler.

Menurut data perdagangan, sejak debut perdananya pada 20 Juli lalu, saham AXIO tercatat melemah sebanyak 3 kali dan menguat sebanyak 5 kali. Dalam sepekan terakhir, saham AXIO berhasil melesat hingga 23,21%.

Perusahaan produsen laptop merek Axioo tersebut menetapkan harga penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) sebesar Rp 140/saham. Dengan demikian, dari perdagangan perdananya hingga akhir pekan lalu, saham AXIO meroket hingga 97,14%.

Perseroan menawarkan sebanyak 1,04 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 25 per saham yang mewakili sebanyak 17,81% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan setelah IPO. Dengan demikian, perseroan bakal meraup dana sebesar Rp 145,6 miliar dari aksi korporasi ini.

Adapun seluruh dana Hasil Penawaran Umum, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi akan digunakan untuk, sekitar 90% untuk modal kerja (working capital) untuk menunjang peningkatan penjualan Perseroan berupa keperluan pembelian bahan baku komponen dan suku cadang produk Perseroan yang meliputi LCD, motherboard, SSD, RAM, dan lainnya.


(chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat

Pages