
Lo Kheng Hong Effect: BMTR Masuk Top Gainers

Selain beberapa saham yang berhasil masuk ke jajaran top gainers, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Jumat pekan lalu.
![]() |
Saham emiten multi usaha yakni PT Esta Multi Usaha Tbk (ESTA) menjadi salah satu saham yang masuk ke jajaran top losers akhir pekan lalu. Saham ESTA ditutup ambruk 6,94% ke posisi harga Rp 322/saham. Dengan ini, maka ESTA terkena batas auto rejection bawahnya (ARB) akhir pekan lalu.
Nilai transaksi saham ESTA pada perdagangan akhir pekan lalu mencapai Rp 3,67 miliar dengan volume perdagangan sebanyak 11,4 juta lembar saham.
Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 18 Juli hingga perdagangan akhir pekan lalu, saham ESTA hanya mencetak penguatan dua kali saja, sedangkan sisanya yakni 8 kali terkoreksi.
Bahkan tak hanya secara harian saja, saham ESTA juga masuk ke jajaran top losers sepanjang pekan lalu, di mana saham ESTA tercatat ambles hingga 17,44% sepanjang pekan lalu. Sedangkan dalam sebulan terakhir, saham ESTA drop 7,47%.
Belum ada informasi signifikan terkait penurunan saham ESTA. Namun jika melihat kinerja laporan keuangannya, pada kuartal I-2022 ESTA berhasil mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 2,86 miliar atau naik 22,6% dari tahun sebelumnya yakni Rp 2,33 miliar.
Namun, emiten yang umumnya menjalankan usaha perhotelan dan penyewaan properti komersial ini masih mencatatkan kerugian sebesar Rp 566,24 juta.
Selain saham ESTA, terdapat pula saham emiten properti yakni PT Bekasi Asri Pemula (BAPA), di mana sahamnya ambles 6,77% ke posisi Rp 124/saham dan juga menyentuh batas ARB-nya akhir pekan lalu.
Nilai transaksi saham BAPA pada perdagangan akhir pekan lalu mencapai Rp 2,16 miliar dengan volume perdagangan sebanyak 17,37 juta lembar saham. Asing mengoleksi saham BAPA sebesar Rp 3,34 juta di pasar reguler.
Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 18 Juli hingga perdagangan akhir pekan lalu, saham BAPA mencetak penguatan sebanyak 6 kali, melemah 3 kali, dan sekali stagnan. Dalam sepekan terakhir dan sebulan terakhir, saham BAPA masih melonjak 30,53%.
BAPA kembali merugi lantaran pendapatan bersih perusahaan hanya Rp 821,63 juta per kuartal I tahun ini. Pendapatan bersih BAPA ternyata belum mampu mengimbangi tingginya beban umum dan administrasi.
Seperti periode sebelumnya, selama 3 bulan pertama 2022, BAPA masih terbebani besarnya beban umum dan administrasi yang mencapai Rp1,15 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd)[Gambas:Video CNBC]