Begini Penjelasan Manajemen ISAT Soal Laba Turun 42%
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT) mengatakan penurunan laba bersih hingga 42% karena adanya konsolidasi pada sewa menara yang tidak masuk pada pencatatan laporan keuangan kali ini. Nicky Lee Chi Hung Director & Chief Financial Officer mengatakan kalau di luar itu, data keuangan Indosat tumbuh hingga 105%.
"Jika di luar itu, kami profit hingga 105%," ungkap Nicky kepada media, Jumat (29/7/2022).
Berdasarkan laporan keuangan kuartal II-2022 yang dipublikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), laba Indosat tercatat hanya Rp 3,2 triliun atau turun 41,76% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 5,5 triliun.
Dari sisi pendapatan, ISAT tercatat tumbuh 50,34% menjadi Rp 22,5 triliun dari Rp 14,9 triliun. Dimana kontributor terbesar adalah dari pendapatan seluler sebesar Rp 19,5 triliun naik dari Rp 12,4 atau setara 36,4%. Sementara multimedia, komunikasi data, dan internet juga tumbuh dari Rp 2,3 triliun menjadi Rp 2,6 setara 11,5%.
Selain soal pencatatan, laba Indosat tergerus juga karena kenaikan beban usaha yang mencapai 107,70% menjadi Rp 16,42 triliun. Padahal pada periode yang sama 2021, pos ini tercatat hanya sebesar Rp 7,9 triliun. Jika dilihat lebih dalam lagi, beban operasional jaringan tercatat naik paling tinggi, yaitu 67,22% menjadi Rp 8,26 triliun dari Rp 4,91 triliun.
Selain itu, beban keuangan perseroan juga mengalami peningkatan 50,18% menjadi Rp 2,19 triliun dari Rp 1,46 triliun.
Presiden Direktur dan CEO Indosat Ooredoo Vikram Sinha mengatakan, indikator keuangan dan komersial perseroan yang menunjukkan momentum positif di kuartal II/2022. "Kami berkomitmen untuk melanjutkan momentum pertumbuhan ini untuk meningkatkan gaya hidup digital pelanggan, yang juga sejalan dengan misi IOH dalam menghadirkan pengalaman digital kelas dunia, menghubungkan, dan memberdayakan masyarakat Indonesia," katanya dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (29/7/2022).
Vikram menjelaskan sebagai entitas baru hasil penggabungan pada awal tahun 2022, perseroan resmi menjadi operator telekomunikasi terbesar kedua di Indonesia.
Oleh karena itu, perseroan terus melanjutkan proses integrasi jaringan dengan teknologi Multi Operator Core Network (MOCN) sesuai target dengan dukungan penuh mitra strategis. "Setelah proses tersebut selesai di akhir tahun ini, para pelanggan IOH akan menikmati pengalaman yang lebih baik untuk mendukung aktivitas dan gaya hidup digital mereka," jelas Vikram.
Pada kuartal II/2022, dia menjelaskan perseroan bersama Lintasarta dan BDx bekerja sama untuk meluncurkan sebuah perusahaan joint-venture untuk mempercepat transformasi digital Indonesia dengan perusahaan data center baru yang berfokus pada bisnis hyperscale.
Dia juga mengungkapkan bahwa perseroan berperan penting dalam mendukung agenda strategis Indonesia untuk mendorong pemulihan pariwisata dan pertumbuhan ekonomi dengan menjadi 5G Official Partner Jakarta E-Prix. ISAT lanjutnya juga akan melakukan peluncuran layanan 5G di Bali dalam waktu dekat, untuk mendukung rangkaian agenda Presidensi G20.
"Manajemen IOH akan terus berfokus untuk menyelaraskan dan mentransformasi organisasi, meningkatkan efisiensi biaya, serta mempercepat proses integrasi, untuk memberikan pengalaman yang luar biasa bagi pelanggan," ungkapnya.
(RCI/dhf)