
Setelah Jual Link Net ke XL, First Media Merugi Rp 231 M

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja keuangan PT First Media Tbk (KBLV) kurang moncer. Pendapatan dan laba bersih semester pertama tahun ini kompak melemah.
Berdasarkan laporan keuangan, Senin (1/8/2022), pendapatan bekas induk usaha PT Link Net Tbk (LINK) itu membukukan pendapatan Rp 61,39 miliar semester pertama tahun ini. Nilai ini turun 17,63% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 74,54 miliar.
Beban layanan turun 35,81% secara tahunan menjadi Rp 29,95 miliar. Sampai di sini, KBLV masih mencatat kenaikan laba kotor naik 12,77% secara tahunan menjadi Rp 31,45 miliar.
Akan tetapi, beban penjualan naik 20,37% secara tahunan menjadi Rp 12,35 miliar dari sebelumnya Rp 10,26 miliar.
Beban umum bahkan lompat 62,82% secara tahunan menjadi Rp 43,93 miliar. Beban semakin besar setelah KBLV mencatat kerugian pelepasan investasi pada entitas asosiasi bersih Rp 120,89 miliar. Padahal, pos keuangan ini masih nihil di semester pertama tahun lalu.
Kerugian bersih akibat selisih kurs meningkat jadi Rp 52,13 miliar dari sebelumnya Rp 31,69 miliar. Kerugian atas pelepasan aset tetap berish bahkan lompat lebih dari 700% secara tahunan menjadi Rp 34,62 miliar.
Alhasil, KBLV membukukan rugi bersih Rp 225,77 miliar, membengkak 48,63% secara tahunan menjadi Rp 225,77 miliar. Imbasnya, kerugian bersih yang ditanggung KBLV tercatat Rp 231,98 miliar dari sebelumnya untung 10,46 miliar semester pertama tahun lalu.
Seperti diketahui, telah menyelesaikan transaksi penjualan dan pengalihan seluruh kepemilikan sahamnya di PT Link Net Tbk (LINK) kepada Axiata Investments (Indonesia) Sdn. Bhd. (AII) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) jelang akhir Juni kemarin.
Dengan demikian, First Media telah menjual dan mengalihkan seluruh kepemilikannya di Link Net yang mencapai 798.969.286 saham atau setara 29,04% dari seluruh saham Link Net. Dengan melepas seluruh kepemilikan ini, KBLV mengantongi dana segar hingga Rp 3,83 triliun.
(RCI/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Begini Penjelasan Manajemen ISAT Soal Laba Turun 42%