Negeri Paman Sam Resesi, Harga Tembaga Kepeleset

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Jumat, 29/07/2022 11:04 WIB
Foto: REUTERS/Danish Ismail/File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia tergelincir pada perdagangan hari ini setelah negara adidaya Amerika Serikat jatuh ke dalam resesi.

Pada Jumat (29/7/2022) pukul 10:10 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 7.740/ton, turun 0,39% dibandingkan harga penutupan kemarin.


Kinerja tembaga dunia sepanjang pekan ini menguat 5% secara point-to-point. Akan tetapi jika menilik kinerja bulanan sepanjang Juni, harga tembaga tercatat melemah 6,03%.

Sepanjang bulan harga tembaga terus dibayangi oleh ekspektasi kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserves/The Fed) yang agresif paska pengumuman inflasi yang tembus 9,1%, tercepat dalam 40 tahun terakhir.

Para pelaku pasar cemas kenaikan suku bunga akan memantik perlambatan ekonomi AS, bahkan hingga resesi. Akibat dari resesi adalah prospek permintaan tembaga sebagai logam industri akan menyusut.

Kecemasan itu saat ini jadi kenyataan. Ekonomi AS mencatatkan kontraksi sebesar 0,9% pada kuartal II-2022. Artinya, ekonomi Negara Paman Sam sudah terkontraksi selama dua kuartal.

Pada kuartal I-2022, pertumbuhan mereka juga terkontraksi 1,6%. Secara teknikal, ekonomi AS sudah masuk resesi. Hal ini yang kemudian menekan harga tembaga hari ini.

Harapan untuk melihat lebih banyak stimulus pada proyek infrastruktur China menjadi penahan penurunan tembaga. Sebab stimulus dipercaya dapat memperkuat permintaan logam setelah pertemuan Politbiro China pada akhir bulan untuk membahas kebijakan ekonomi untuk sisa tahun ini.

China sendiri adalahkonsumen tembaga olahan terbesar di dunia. Menurut Statista, konsumsinya mencapai 54% persen dunia. Sehingga permintaan dari China memiliki pengaruh terhadap harga tembaga.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi