Tanpa GOTO, Laba ASII Naik 64%, Dengan GOTO Terbang 106%

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
Kamis, 28/07/2022 17:12 WIB
Foto: Presiden Direktur PT Astra International Tbk (ASII) Djony Bunarto Tjondro

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Astra International Tbk (ASII) membukukan laba bersih Rp 14,5 triliun semester pertama tahun ini. Perolehan ini lompat 64% secara tahunan dibanding tahun lalu.

Nilai tersebut belum memasukkan faktor PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Jika memasukkan faktor keuntungan nilai wajar atas investasi pada GoTo, maka perfoma ASII lebih fantastis, dengan lesatan laba bersih sebesar 106% secara tahunan menjadi Rp 18,2 triliun.

Djony Bunarto Tjondro, Presiden Direktur ASII mengatakan, perfoma tersebut mencerminkan kinerja yang kuat dari hampir semua divisi bisnis, terutama divisi alat berat dan pertambangan, otomotif dan jasa keuangan.


"Pada semester pertama tahun 2022, Grup Astra mencatatkan kinerja yang baik pada hampir semua divisi bisnis, didukung oleh membaikknya kondisi ekonomi dan meningkatnya harga komoditas secara signifikan. Kinerja Grup untuk sisa tahun ini diperkirakan akan tetap kuat, meskipun diperkirakan masih akan menghadapi situasi yang belum stabil dan diliputi ketidakpastian," ungkap Djony dalam keterangan resmi, Kamis (28/7/2022).

Secara rinci laba bersih per segmen, otomotif meningkat 29% dari Rp 3,3 triliun pada semester-2021, menjadi Rp 4,3 pada semester I-2022. Penjualan mobil Astra naik 23% menjadi 259.000 unit, dengan pangsa pasar meningkat dari 53% menjadi 54%. Pada semester pertama tahun 2022 telah diluncurkan 18 model baru dan 10 model revamped.

Penjualan Astra atas sepeda motor Honda turun 13% menjadi 1,6 juta unit karena kendala produksi akibat masalah ketersediaan semikonduktor yang lebih berdampak pada bisnis sepeda motor Honda dibandingkan dengan kompetitor. Oleh karena itu, pangsa pasar juga menurun dari 77% menjadi 73%. Pada semester pertama tahun 2022 telah diluncurkan 1 model baru dan 7 model revamped.

Jasa keuangan meningkat 36% dari Rp 2,1 triliun pada 2021 menjadi 2.902 triliun pada 2022. Alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi meningkat 131% dari Rp 2,7 triliun menjadi Rp 6,2 triliun pada tahun ini.

Agribisnis meningkat 25% dari Rp 517 miliar menjadi Rp 645 miliar, infastruktur dan logistrik dari Rp 91 miliar menjadi 353 miliar atau pertumbuhan mencapai 288%. Teknologi informasi naik 71% dari Rp 14 miliar pada 2021 menjadi Rp 24 miliar pada 2022. Properti menjadi satu-satunya yang turun sebesar 12% dari Rp 83 miliar menjadi Rp 73 miliar pada tahun ini.

 


(RCI/dhf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Harganya Melaju Kencang, BEI "Gembok" Saham DCII & COIN