Setelah Terdepak Dari LQ45, Laba GGRM Anjlok 59%

dhf, CNBC Indonesia
29 July 2022 13:27
Dok Istimewa
Foto: Dok Istimewa

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri rokok tengah tertekan. Setelah keuntungan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) menyusut, giliran PT Gudang Garam Tbk (GGRM) mengalami nasib serupa.

Berdasarkan laporan keuangan, Jumat (29/7/2022), pendapatan produsen rokok 'Garpit' ini membukukan pendapatan Rp 61,67 triliun pada semester satu tahun ini. Perolehan tersebut naik 1,8% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 60,57 triliun.

Beban pokok tercatat Rp 56,54 triliun, naik 4,37% secara tahunan. Paruh pertama tahun lalu, beban pokok sebesar Rp 54,17 triliun.

Nah, kenaikan beban pokok yang lebih besar dibanding kenaikan pendapatan membuat laba kotor GGRM menyusut. Penurunannya sebesar 19,76% secara tahunan menjadi RP 5,14 triliun di semester pertama tahun ini.

Pendapatan lain-lain turun jadi Rp 134,66 miliar. Sedang beban usaha naik 9,24% secara tahunan menjadi RP 3,89 triliun. GGRM juga sejatinya mencatat keuntungan selisih kurs, namun dengan nilai yang terbilang tidak signifikan.

Ditambah dengan beban bunga yang lompat 407,27% secara tahunan menjadi Rp 165,52 miliar. Alhasil, GGRM mencatat penurunan laba bersih hingga 59,37% secara tahunan menjadi Rp 956,14 miliar.

Pamor GGRM belakangan memang meredup. Setelah sebelumnya rajin mengisi jajaran big cap bersama HMSP, kapitaliasasi pasar atawa market cap GGRM belakangan tersisa sekitar Rp 56 triliun.

Secara nominal harga, GGRM juga merupakan salah satu saham yang paling mahal, hanya kalah dari empat emiten yang masih aktif diperdagangkan. Harga satu saham GGRM mencapai Rp 28.875 atau artinya untuk membeli satu lot investor perlu merogoh kocek nyaris Rp 3 juta.

Belum lama ini, GGRM juga didepak dari indeks paling hits di Bursa Efek Indonesia (BEI). Setelah terdepak dari konstituen IDX30 awal tahun ini, GGRM kembali dipaksa keluar dari salah satu indeks paling bergengsi Tanah Air LQ45.
Hal ini merupakan bagian dari evaluasi berkala oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) yang melakukan perombakan terhadap sejumlah indeks unggulan, termasuk IDX30 dan LQ45, untuk periode Agustus 2022 sampai Januari 2023.

GGRM bersama PTPP dan Pabrik Kertas Tjiwi Kimia (TKIM) akan digantikan oleh tiga konstituen baru yakni Bank Jago (ARTO), PT Bank Syariah Indonesia (BRIS), dan PT Indika Energy (INDY).


(RCI/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kinerja Emiten Wulan Guritno, Cuan Ga Nih Lucy In The Sky?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular