
Bursa Asia Ditutup Semarak, Tapi Hang Seng Malah Loyo

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik ditutup cerah bergairah pada perdagangan Kamis (28/7/2022), meski bank sentral Amerika Serikat (AS) menaikkan kembali suku bunga acuannya. Hanya indeks Hang Seng Hong Kong yang ditutup di zona merah pada hari ini. Hang Seng ditutup melemah 0,23% ke posisi 20.622,68.
Hang Seng terkoreksi setelah Otoritas Moneter Hong Kong (Hong Kong Monetary Authority/HKMA) juga menaikkan suku bunga dasar yang dibebankan melalui jendela diskon overnight sebesar 75 basis poin (bp) menjadi 2,75%.
Kebijakan moneter Hong Kong bergerak sejalan dengan kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), karena mata uang kota tersebut juga dipatok terhadap greenback (dolar AS).
Kepala eksekutif HKMA, Eddie Yue mengatakan dia mengharapkan suku bunga antar bank overnight, satu bulan, dan suku bunga jangka pendek akan meningkat dengan kecepatan yang jauh lebih cepat.
"Dengan dana yang mengalir keluar dari sistem dolar Hong Kong, mekanisme penyesuaian otomatis suku bunga akan dimulai, mendorong suku bunga antar bank dolar Hong Kong untuk secara bertahap naik dan mengikuti nilai dolar AS," kata Yue.
Sedangkan saham teknologi Alibaba ambrol 3,26%, setelah perseroan mengumumkan rencana untuk mencatatkan (listing) secara ganda sahamnya di bursa Hong Kong. Indeks Teknologi Hang Seng pun merosot 1,3%.
Selain Hang Seng, bursa Asia-Pasifik lainnya terpantau cerah bergairah pada hari ini. Indeks Nikkei Jepang ditutup menguat 0,36% ke posisi 27.815,48, Shanghai Composite China bertambah 0,21% ke 3.282,58, dan ASX 200 Australia melonjak 0,97% ke 6.889,7.
Sementara untuk indeks Straits Times Singapura menguat 0,48% ke posisi 3.220,65, KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,82% ke 2.435,27, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat 0,85% menjadi 6.956,817.
Investor di Asia-Pasifik cenderung tak terlalu menghiraukan dari keputusan The Fed yang kembali menaikan suku bunga acuannya.
Dini hari tadi waktu Indonesia, The Fed memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan (Federal Funds Rate/FFR) sebesar 75 basis poin (bp) menjadi 2,25% hingga 2,5%.
Hal ini sesuai dengan prediksi beberapa pelaku pasar yang memperkirakan The Fed akan menaikan suku bunganya sebesar 75 bp pada bulan ini.
Sebelumnya, investor masih khawatir bahwa upaya berkelanjutan The Fed untuk menurunkan inflasi dapat mendorong ekonomi ke jurang resesi, atau bahkan mungkin sudah berada dalam resesi.
Namun, kekhawatiran itu mereda setelah Ketua The Fed, Jerome Powell mengatakan dia tidak berpikir AS saat ini dalam resesi, menambahkan bahwa "ada terlalu banyak area ekonomi yang memiliki kinerja sangat baik."
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perdagangan Perdana di 2024, Bursa Asia Dibuka Beragam
