Kenaikan Suku Bunga AS Bawa 'Berkah' Buat Negara Berkembang?

chd, CNBC Indonesia
28 July 2022 16:25
Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Pergerakan pasar keuangan di beberapa negara berkembang di Asia pada hari ini cenderung berlawanan arah dengan yang terjadi di tahun 2013, di mana saat itu, India dan Indonesia termasuk lima negara yang disebut "rapuh", karena sikap agresif The Fed.

Pada tahun 2013, rupiah bahkan ambles 21%, sedangkan yield SBN acuan tenor 10 tahun melonjak 330 basis poin (bp), dan IHSG cenderung flat saat bursa saham global mencetak reli saat itu.

"Apa yang kami terkejut sejauh ini adalah bahwa kali ini pasar keuangan Asia sebenarnya bertahan relatif baik mengingat tekanan yang mereka alami," kata Thu Ha Chow, kepala pendapatan tetap untuk Asia di aset manajer Robeco.

Meski begitu, masih ada risiko yang dapat menghambat cerahnya bursa saham di beberapa negara di Asia Tenggara, di mana salah satunya yakni bank sentral Indonesia (Bank Indonesia/BI) yang cenderung lambat dalam merespons The Fed yang semakin agresif.

Tak hanya China dan Jepang saja yang masih mempertahankan suku bunga acuannya, BI dan bank sentral Thailand (Bank of Thailand/BoT) juga masih mempertahankan suku bunga acuannya.

"Ketika air pasang habis dan Anda masih tidak melakukan hal yang benar serta menaikkan suku bunga, maka semua taruhan dibatalkan," kata Howe Chung Wan, kepala pendapatan tetap Asia di Principal Global Investors di Singapura, dikutip dari Reuters.

Dia memperkirakan bahwa inflasi dapat menembus target BI tahun ini dan memaksa kenaikan suku bunga lebih cepat dari yang diinginkan pembuat kebijakan. Tapi, lanjutnya, jika itu terjadi di pasar yang yakin inflasi global bisa dijinakkan, maka investor akan menemukan kepercayaan diri.

"Di sinilah investor di negara berkembang akan berada, ketika kita terlalu berfokus pada The Fed, ketika kita berpikir inflasi memuncak, ini adalah tempat yang kita inginkan," tambah Wan.

TIM RISET CNBC INDONESIA  

(chd/vap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular