
Amit-amit! Dolar AS Diramal Bisa Tembus Rp 15.200

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah diramal akan terus melemah seiring penguatan dolar Amerika Serikat (AS) yang tidak dapat dibendung. Dolar AS diperkirakan bisa menembus level Rp 15.200.
"Ruang penguatan dolar masih ada dan rupiah bisa tergerus 15.100 dan 15.200 per akhir tahun hingga kuartal I tahun depan," ungkap Enrico Tanuwidjaja, Head Economic and Research UOB Indonesia dalam wawancara CNBC Indonesia TV, Rabu (27/7/2022)
Melansir Refinitiv, rupiah pada sesi pembukaan perdagangan menguat tajam 0,43% ke Rp 14.930/US$. Kemudian, rupiah berbalik arah menjadi terkoreksi 0,17% ke Rp 15.020/US$.
Pada pukul 11:00 WIB, indeks dolar AS bergerak melemah 0,15 ke 107,028.
Penguatan dolar AS disebabkan oleh agresifnya Bank Sentral AS menaikkan suku bunga acuan demi meredam lonjakan inflasi yang kini sudah mencapai 9,1%. Enrico memperkirakan akan ada kenaikan 75 Bps, sehingga suku bunga bisa menyentuh level 2,25-2,5% pada bulan ini.
"Saya mau menekankan level 2,5% adalah level yang sangat penting karena ini level yang the Fed nilai netral. ini level sebelum Fed memangkas suku bunga sebelum pandemi," jelasnya.
Inflasi yang belum jinak bisa memaksa Fed terus mendorong kenaikan hingga tahun depan. Risiko resesi yang berkepanjangan menjadi tidak terhindarkan. Menurut Enrico Bank Indonesia harus segera mengambil sikap pengetatan dalam kebijakan suku bunga acuan.
"BI harus sudah mulai konsider gerakkan suku bunga. Sekarang masih dirasa comfortable untuk tidak menaikan, tapi Fed bisa agresif menuju 4%. Dan BI harus menaikan lebih tinggi menjaga ekspektasi inflasi dan menarik inflow ke Indonesia," papar Enrico.
Meski demikian, rupiah masih lebih baik dari banyak negara. Di tengah mata uang seluruh dunia melemah terhadap dolar AS, rupiah berada di posisi ketiga terbaik dengan pelemahan yang paling sedikit.
Kondisi ini ditopang oleh situasi eksternal yang kuat. Didukung oleh transaksi berjalan triwulan II 2022 diprakirakan mencatat surplus, lebih tinggi dibandingkan dengan capaian surplus pada triwulan sebelumnya, terutama didukung oleh kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas, sejalan dengan masih tingginya harga komoditas global.
Posisi cadangan devisa Indonesia akhir Juni 2022 tercatat sebesar 136,4 miliar dolar AS, setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
"Rupiah masih mata uang terbaik ketiga di dunia," kata Enrico.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Dekati Rp 15.000/US$, Begini Kondisi Money Changer