Ngamuk di Awal, Rupiah Malah Berakhir Stagnan! Ada Apa?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
26 July 2022 15:19
Dollar
Foto: Freepik

Indeks dolar AS sedang dalam tren menurun yang membuat rupiah mampu melesat di awal perdagangan.

Pagi ini, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini turun 0,1% ke 106,37. Dibandingkan level tertinggi dua dekade 109,29 yang dicapai pada Kamis (14/7/2022) lalu, penurunannya tercatat sekitar 2,6%.

Indeks dolar AS terus menurun padahal The Fed (bank sentral AS) akan kembali menaikkan suku bunga di pekan ini.

Beberapa indikator perekonomian Amerika Serikat mulai menunjukkan tanda-tanda pelambatan ekonomi. Pasar pun melihat Negeri Paman Sam semakin dekat dengan resesi, sebab inflasi masih terus menanjak.

Klaim tunjangan pengangguran mingguan AS yang dirilis pekan lalu naik ke level tertinggi dalam 8 bulan terakhir.

Sementara itu aktivitas bisnis mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam 2 tahun terakhir.

S&P Global pada Jumat (22/7/2022) melaporkan rilis awal purchasing managers' index (CPI) komposit Juli turun menjadi 47,5 dari sebelumnya 52,3.

PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas. Di bawahnya berarti kontraksi, sementara di atasnya adalah ekspansi.

Aktivitas bisnis terdiri dari dua sektor, manufaktur dan jasa. Sektor manufaktur masih berekspansi sebesar 52,3, menurun dari sebelumnya 52,7 Sementara sektor jasa merosot hingga menjadi 47, dari sebelumnya 52,7.

"Rilis awal PMI Juli menunjukkan kemerosotan yang mengkhawatirkan. Jika tidak memasukkan periode lockdown akibat pandemi Covid-19, output mengalami penurunan yang paling tajam sejak 2009, saat krisis finansial global," kata Chris Williamson, S&P Global Chief Business Economist, sebagaimana dilansir Reuters Sabtu, (25/7/2022).

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular