Produksi Industri Meroket, Dolar Singapura ke Atas Rp 10.800
Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Singapura pagi ini merosot melawan rupiah, tetapi berbalik naik dan kembali ke atas Rp 10.800/SG$. Penyebabnya, rilis data produksi industri yang meroket di bulan Juni.
Pada perdagangan Selasa (26/7/2022) pukul 13:28 WIB dolar Singapura diperdagangkan di kisaran Rp 10.822/SG$ menguat 0,09% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sebelumnya mata uang Negeri Merlion ini sempat merosot ke Rp 10.775/SG$.
Data dari Singapura hari ini menunjukkan produksi industri pada Juni melesat 9,2% dari bulan sebelumnya yang berkontraksi 8,5%. Rilis tersebut jauh lebih baik dari konsensus Trading Economics yang memperkirakan kontraksi 6,3%.
Sementara dibandingkan Juni 2021, produksi industri melesat 10,4% year-on-year (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya 2,2% (yoy), dan konsensus Trading Economics sebesar 6%.
Data ini terbilang mengejutkan, di saat inflasi di Singapura sedang tinggi-tingginya.
Data dari Singapura kemarin siang menunjukkan inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) tumbuh 6,7% year-on-year (yoy) pada Juni, yang merupakan level tertinggi dalam 14 tahun terakhir, tepatnya sejak September 2008.
Inflasi inti juga melesat 4,4% (yoy) dari Mei sebesar 3,6%, dan berada di level tertinggi sejak Desember 2008.
Tingginya inflasi tersebut bisa membuat daya beli masyarakat tergerus, dan tentunya mengancam perekonomian.
Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) kemungkinan akan kembali mengetatkan kebijakannya guna meredam inflasi.
Untuk diketahui, di Singapura, tidak ada suku bunga acuan, kebijakannya menggunakan S$NEER (Singapore dollar nominal effective exchange rate), yang terdiri dari kemiringan (slope), lebar (width) dan titik tengah (centre).
Kebijakan moneter, apakah itu longgar atau ketat, dilakukan dengan cara menetapkan kisaran nilai dan nilai tengah dolar Singapura terhadap mata uang negara mitra dagang utama. Kisaran maupun nilai tengah itu tidak diumbar kepada publik.
MAS menaikkan slope pada Oktober 2021 dan Januari lalu, dan pada April kembali dinaikkan plus centre.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)