Cek Saham Tercuan dan Terboncos Sesi I, Kamu Pegang?

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
25 July 2022 12:37
Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada penutupan perdagangan sesi I Senin (25/7/2022). Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), ada 240 saham naik, 263 saham merosot dan 171 saham stagnan. Sementara, nilai transaksi tercatat Rp 5,81 triliun dengan volume perdagangan mencapai 14,89 miliar saham.

Di tengah melemahnya IHSG siang ini, terdapat 5 saham yang tampil perkasa masuk jajaran top gainers dan 5 saham yang terkena aksi jual signifikan dan menjadi top losersBerikut 5 saham top gainers pada sesi I siang ini Senin (25/7/2022).

1. PT Ace Oldfields Tbk (KUAS), naik +26,39%, ke Rp 91/unit

2. PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP), naik +19,82%, ke Rp 520/unit

3. PT Asuransi Harta Aman P Tbk (AHAP), naik +19,19%, ke Rp 118/unit

4. PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk (CAKK), naik +10,55%, ke Rp 220/unit

5. PT Wahana Inti Makmur Tbk (NASI), naik +10,08%, ke Rp 262/unit

Saham Ace Oldfields Tbk (KUAS) memimpin deretan top gainers pada perdagangan sesi I siang ini dengan nilai transaksi mencapai Rp 10,91 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 133,05 juta unit saham.

Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 18 Juli hingga Jumat (22/7/2022) saham KUAS tercatat 2 kali menghijau, dengan 2 kali merah, dan 2 kali stagnan. Dengan ini saham KUAS telah berhasil mencatatkan kenaikan mencapai 30% dalam sepekan dan melesat 16,67% dalam sebulan.

Belum ada informasi signifikan terkait kenaikan saham KUAS. Jika melihat kinerja laporan keuangannya, emiten produsen kuas ini mampu menumbuhkan kinerja penjualan pada kuartal I-2022 yakni sebesar Rp 25,11 miliar tumbuh 10,9% dari tahun sebelumnya.

Mengutip laporan keuangan yang terbit di Bursa Efek Indonesia, kinerja penjualan KUAS didominasi oleh pasar lokal dengan porsi 89,45%. KUAS membukukan penjualan lokal sebesar Rp 124,66 miliar dan penjualan ekspor senilai Rp 14,68 miliar.

Sebagai informasi, PT Ace Oldfields Tbk adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi peralatan dan perlengkapan untuk keperluan pengecatan yang berbasis di Jawa Barat.

Berdiri sejak tahun 1996, perseroan merupakan perusahaan hasil joint-venture antara PT Ace Panbrush Industry (API), yang berdiri sejak tahun 1989, dan Oldfields International Pty Ltd of Australia, produsen perlengkapan pengecatan terbesar di Australia sejak tahun 1916.

Selain beberapa saham menjadi top gainers, terdapat beberapa saham yang menjadi top losers, berikut 5 saham top losers pada sesi I siang ini Senin (25/7/2022).

1. PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR), turun -6,99%, ke Rp 2.660/unit

2. PT Tera Data Indonusa Tbk (AXIO), turun -6,25%, ke Rp 210/unit

3. PT Mahaka Media Tbk (ABBA), turun -6,25%, ke Rp 240/unit

4. PT Dewi Shri Farmindo Tbk (DEWI), turun -5,41%, ke Rp 140/unit

5. PT Harapan Duta Pertiwi Tbk (HOPE), turun -5%, ke Rp 76/unit

Saham Samudera Indonesia Tbk (SMDR) paling tajam penurunannya pada perdagangan sesi I siang ini. Bercokol di daftar top losers dengan nilai transaksi mencapai Rp 55,8 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 20,59 juta unit saham.

Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 18 Juli hingga Jumat (22/7/2022) saham SMDR tidak pernah terkoreksi. Dengan ini saham SMDR telah berhasil mencatatkan kenaikan mencapai 0,38% dalam sepekan dan turun 17,39% dalam sebulan.

Belum ada informasi signifikan terkait penurunan SMDR. Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), kinerja saham SMDR secara year to date (YTD) tahun 2022 naik hingga 167,34%. Melesatnya saham emiten ini ditopang oleh kinerja keuangan yang baik.

Pada kuartal I-2022 SMDR bukukan pendapatan mencapai Rp 3,63 triliun naik 95,64% dari tahun sebelumnya. Adapun laba bersihnya juga ikut melesat hingga 339,78% dibanding kuartal I-2021.

Emiten kapal ini membukukan laba bersihnya yang mencapai Rp 846,78 miliar pada kuartal pertama tahun ini. Padahal di kuartal pertama tahun lalu laba bersih emiten ini hanya sebesar Rp192,54 miliar.

Meski prospek emiten perkapalan tahun ini sudah cukup baik, industri ini masih diperkirakan akan tetap bertumbuh hingga tahun mendatang.

Reuters menyebutkan, banyaknya kapal yang ditambahkan ke armada global di tahun 2023 belum tentu membuat tarif pengiriman turun. Sehingga, tarif pengiriman dan freight rate yang tinggi masih akan menjadi sentimen positif bagi emiten perkapalan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular